Senin, 16 Desember 2013

Kembalinya Garuda Emas (SEA Games 2013)


Ini dia !!! ini Indonesia !!! ini Garuda Muda yang sesungguhnya !!! yeah.. setelah ditunjukkan dengan permainan yang menyedihkan di tiga pertandingan terakhir, akhirnya anak-anak Garuda Muda mampu membukukan kemenangan berharga atas tuan rumah. Tampil dihadapan publik Myanmar, Indonesia tampil lepas serta mampu menguasai pertandingan di babak pertama, hingga akhirnya berhasil unggul lewat titik putih melalui sontekan Alfin Tuasalamony. Masuknya Syaifuddin menggantikan posisi Andri Ibo jelas memberikan perubahan yang signifikan pada permainan timnas u23, khususnya di lini pertahanan. Hal ini mulai terlihat sejak pertandingan menghadapi Timor Leste, meskipun akhirnya Indonesia hanya mampu imbang dari negara asal Xanana Gusmou tersebut.
            Suasana positif jelas terlihat sejak pemain hendak memasuki lapangan, senyum dan kepercayaan diri terlihat dari raut para pemain yang sedang berbaris di lorong stadion. Ini sangat berbeda bila dibandingkan dengan pertandingan-pertandingan sebelumnya, dimana mereka cenderung tanpa senyum dan terlihat kurang antusias dalam menghadapi pertandingan. Entah apa yang merubah mental bertanding timnas u23 pada malam hari ini, tapi yang pasti mereka tampil sangat baik dan mampu merepotkan pertahanan Myanmar hingga babak pertama usai.
            Berbeda halnya dengan tuan rumah yang tampil dibawah dukungan ribuan suporternya, mereka seperti terbebani dengan target juara dan menang mudah atas Indonesia. Sebelumnya media-media Myanmar banyak yang menilai permainan Indonesia tidak lebih baik dari timnasnya, sehingga target kemenangan atas Indonesia jelas harus bisa diraih tuan rumah dan dirasa dapat tercapai dengan mudah. Akan tetapi dukungan serta harapan yang disematkan masyarakat Myanmar nampaknya malah membebani Kyaw Ko Ko dkk. pada pertandingan malam ini, sehingga penampilan yang ditunjukkan para pemain Myanmar justru kontradiktif dengan harapan para pendukungnya.
            Bisa dibilang apa yang terjadi malam hari ini seperti ulangan Piala AFF 2004, antara Vietnam melawan Indonesia. Vietnam selaku tuan rumah begitu diunggulkan, meskipun pada saat itu Indonesia juga tampil baik dengan menorehkan kemenangan besar atas Kamboja dan Laos, serta imbang 0-0 dari Singapura. Dukungan publik tuan rumah sangat terasa pada saat itu, lautan merah menyesaki tiap sudut tribun stadion sehingga bisa dikatakan pertandingan saat itu merupakan Big Match yang mempertemukan tim tuan rumah Vietnam dengan tim 2 kali Finalis AFF dua edisi terakhir.
            Saat itu, tuan rumah begitu percaya diri bakal mengatasi perlawanan Indonesia dan dapat melaju ke babak Semifinal. Namun, determinasi tuan rumah dapat diredam anak asuh Peter Withe yang kala itu diperkuat Ilham Jayakesuma dan pemain debutan Boaz Sollosa. Alhasil, Indonesia mampu menundukkan Vietnam dengan skor meyakinkan, 0-3 sekaligus mematahkan ambisi tuan rumah untuk bisa lolos ke babak Semifinal Piala AFF 2004.

Ketajaman

            Indonesia memang mampu menang atas Myanmar, namun tetap tidak memecahkan masalah dilini depan yang mana masih kesulitan dalam mencetak gol. Beberapa peluang sempat diciptakan Bayu Gatra dkk. namun tidak ada yang dikonversi menjadi gol, salah satu peluang emas sempat tercipta di babak pertama lewat tendangan mendatar yang berhasil melewati selangkangan Kiper Myanmar, namun bola hanya tipis saja melewati tiang gawang.
            Satu lagi peluang emas masih tercipta dari aksi Bayu Gatra, diawali dari aksi dua pemain timnas, Bayu Gatra mendapat sodoran bola di dalam kotak pinalti, namun tendangannya masih belum menemui sasaran dan hanya melesat melewati gawang yang kosong tak terjaga. Pun demikian dari tendangan bebas, tendangan yang dilesatkan Alfin Tuasalamony maupaun Yandi Munawar masih belum mampu membahayakan gawang lawan, bebepara bahkan membentur pagar hidup.
            Untungnya penampilan pemain tengah Indonesia cukup baik dan mampu menekan pertahanan Myanmar selama babak pertama, meskipun dibabak kedua penampilan mereka mengendur tapi itu lebih disebabkan karena faktor kelelahan. Beberapa kali tusukan-tusukan dari Ramdani Lestaluhu dan Bayu Gatra mampu merepotkan pemain belakang Myamnar, bahkan tidak sedikit dari aksi mereka yang harus dihentikan dengan pelanggaran. Dari situ sebenarnya Indonesia punya keunggulan, hanya saja masih ada aksi-aksi individu yang dilakukan pemain pada saat memegang bola sehingga menghilangkan beberapa peluang yang sebenarnya bisa dimaksimalkan menjadi sebuah gol.

Frustasi

            Ekspektasi tinggi terhadap timnas Myanmar menjadikan para pendukung tuan rumah begitu frustasi melihat penampilan timnas kebanggaan mereka tidak berkembang saat menghadapi Indonesia. Padahal dilaga-laga sebelumnya mereka tampil impresif dengan mencetak banyak gol ke gawang Kamboja dan Timor Leste, bahkan mampu menahan imbang Thailand dengan skor 1-1.
            Awalnya, raut optimis jelas tergambar di wajah para pendukung Myanmar, menyanyikan lagu nasional dengan begitu semangatnya hingga membuat gemuruh yang amat bising di seantero stadion, hal tersebut dilandasi dengan tingginya harapan mereka terhadap timnasnya untuk bisa memulangkan Indonesia dari ajang SEA Games kali ini. Namun, dukungan yang terlalu besar justru memberatkan para pemain Myanmar untuk bisa tampil lepas sehingga banyak sekali peluang-peluang yang tercipta hasil dari kelengahan barisan pertahanan Myanmar.
            Hingga akhirnya terjadilah pelanggaran di kotak pinalti, yang kemudian menjadi awal petaka tim tuan rumah. Tembakan keras Alfin Tuasalamony ke kiri gawang membuat Indonesia unggul dengan skor 1-0, stadion pun menjadi sunyi menyambut selebrasi Alfin setelah mencetak gol kemenangan Indonesia. Di babak kedua, gairah suporter tuan rumah kembali naik setelah melihat Myanmar tampil menekan dengan mengandalkan dua Strikernya, terlebih dengan masuknya Kyaw Ko Ko yang sebelumnya dicadangkan. Indonesia mulai kesulitan dalam menguasai lini tengah, hanya beberapa kali saja Ramdani Lestaluhu dan Bayu Gatra mengusik pertahanan Myanmar dari sisi sayap. Selebihnya Myanmar tampil menekan dengan melakukan umpan langsung ke arah Striker mereka yang pada kenyataannya masih belum mampu membuahkan gol.
            Memasuki menit 80an, sepertinya para pendukung Myanmar sudah tidak mampu membendung kekecewaan mereka, hal tersebut terlihat ketika seorang pendukung Myanmar masuk ke dalam kotak pinalti, entah apa yang diucapkannya tapi yang jelas kekecewaan sangat tergambar jelas dari wajahnya. Tidak berapa lama saat memasuki masa Injury Time, salah seorang pendukung dengan mengibas-ngibaskan atributnya masuk mendekati sudut lapangan, aksinya tersebut berhasil dihalau official serta pemain Myanmar. Ternyata rasa frustasi juga merasuki pemain Myanmar, memasuki menit 88 salah seorang pemain mengasari Fandi Eko sehingga menyebabkan keluarnya kartu merah untuk pemain tersebut.
            Selain itu lemparan batu pun sempat mewarnai pertandingan malam ini, bayangkan saja batu pun bisa dilemparkan pendukung tuan rumah ke dalam lapangan. Jelas sekali pengamanan yang dilakukan panitia sangat minim, terlebih untuk pertandingan Internasional. Bisa saja kejadian barusan akan menjadi catatan penting bagi AFC, mengingat pada tahun 2014 nanti Myanmar akan menjadi tuan rumah putaran Final Piala Asia u19.

Konsisten

            Entah siapa yang akan dihadapi Indonesia di babak Semifinal nanti, peluang masih terbuka bagi tiga tim (Singapura, Vietnam, Malaysia) untuk bisa lolos dari fase grup di grup A. Yang pasti Indonesia harus lebih bersiap dalam menghadapi babak Semifinal, sebab bukan tidak mungkin Indonesia akan bertemu Malaysia yang mana pada saat ini sedang bertengger di puncak klasemen grup A, mengungguli Vietnam dan Singapura dengan 7 poin. Sama seperti Indonesia, Malaysia tampil kurang baik diawal turnamen, hanya menang 2 gol dari Brunai yang secara kualitas sebenarnya jauh di bawah mereka. Tapi hal tersebut berubah saat menghadapi Laos dimana mereka mampu menang telak dengan skor 4-1, walau kemudian harus imbang dari Singapura dengan skor 1-1.
            Indonesia memang lolos ke babak Semifinal, dengan level bertanding yang terus meningkat sejak pertandingan pembuka, tapi akan lebih baik bila trend positif tersebut dapat dipertahankan, mengingat calon lawan yang akan dihadapi jelas akan lebih kuat dan jauh lebih merepotkan ketimbang lawan di babak penyisihan. Bila timnas bisa bertanding seperti saat melawan Myanmar bukan tidak mungkin Indonesia mampu kembali diperhitungkan dalam peta persaingan perebutan medali emas di cabang sepakbola. Kita tunggu saja penampilan Rizki Pellu dkk. semoga bisa kembali memulihkan kepercayaan para pendukung timnas atas target emas yang sudah dicanangkan, semoga saja.

            

Tidak ada komentar:

Posting Komentar