Ini dia !!! ini Indonesia !!! ini Garuda Muda yang
sesungguhnya !!! yeah.. setelah ditunjukkan dengan permainan yang menyedihkan
di tiga pertandingan terakhir, akhirnya anak-anak Garuda Muda mampu membukukan
kemenangan berharga atas tuan rumah. Tampil dihadapan publik Myanmar, Indonesia
tampil lepas serta mampu menguasai pertandingan di babak pertama, hingga
akhirnya berhasil unggul lewat titik putih melalui sontekan Alfin Tuasalamony.
Masuknya Syaifuddin menggantikan posisi Andri Ibo jelas memberikan perubahan
yang signifikan pada permainan timnas u23, khususnya di lini pertahanan. Hal
ini mulai terlihat sejak pertandingan menghadapi Timor Leste, meskipun akhirnya
Indonesia hanya mampu imbang dari negara asal Xanana Gusmou tersebut.
Suasana positif jelas terlihat sejak
pemain hendak memasuki lapangan, senyum dan kepercayaan diri terlihat dari raut
para pemain yang sedang berbaris di lorong stadion. Ini sangat berbeda bila
dibandingkan dengan pertandingan-pertandingan sebelumnya, dimana mereka
cenderung tanpa senyum dan terlihat kurang antusias dalam menghadapi
pertandingan. Entah apa yang merubah mental bertanding timnas u23 pada malam
hari ini, tapi yang pasti mereka tampil sangat baik dan mampu merepotkan
pertahanan Myanmar hingga babak pertama usai.
Berbeda halnya dengan tuan rumah
yang tampil dibawah dukungan ribuan suporternya, mereka seperti terbebani
dengan target juara dan menang mudah atas Indonesia. Sebelumnya media-media
Myanmar banyak yang menilai permainan Indonesia tidak lebih baik dari
timnasnya, sehingga target kemenangan atas Indonesia jelas harus bisa diraih
tuan rumah dan dirasa dapat tercapai dengan mudah. Akan tetapi dukungan serta
harapan yang disematkan masyarakat Myanmar nampaknya malah membebani Kyaw Ko Ko
dkk. pada pertandingan malam ini, sehingga penampilan yang ditunjukkan para
pemain Myanmar justru kontradiktif dengan harapan para pendukungnya.
Bisa dibilang apa yang terjadi malam
hari ini seperti ulangan Piala AFF 2004, antara Vietnam melawan Indonesia.
Vietnam selaku tuan rumah begitu diunggulkan, meskipun pada saat itu Indonesia
juga tampil baik dengan menorehkan kemenangan besar atas Kamboja dan Laos,
serta imbang 0-0 dari Singapura. Dukungan publik tuan rumah sangat terasa pada
saat itu, lautan merah menyesaki tiap sudut tribun stadion sehingga bisa
dikatakan pertandingan saat itu merupakan Big Match yang mempertemukan tim tuan
rumah Vietnam dengan tim 2 kali Finalis AFF dua edisi terakhir.
Saat itu, tuan rumah begitu percaya
diri bakal mengatasi perlawanan Indonesia dan dapat melaju ke babak Semifinal.
Namun, determinasi tuan rumah dapat diredam anak asuh Peter Withe yang kala itu
diperkuat Ilham Jayakesuma dan pemain debutan Boaz Sollosa. Alhasil, Indonesia
mampu menundukkan Vietnam dengan skor meyakinkan, 0-3 sekaligus mematahkan
ambisi tuan rumah untuk bisa lolos ke babak Semifinal Piala AFF 2004.
Ketajaman
Indonesia memang mampu menang atas
Myanmar, namun tetap tidak memecahkan masalah dilini depan yang mana masih
kesulitan dalam mencetak gol. Beberapa peluang sempat diciptakan Bayu Gatra
dkk. namun tidak ada yang dikonversi menjadi gol, salah satu peluang emas
sempat tercipta di babak pertama lewat tendangan mendatar yang berhasil
melewati selangkangan Kiper Myanmar, namun bola hanya tipis saja melewati tiang
gawang.
Satu lagi peluang emas masih
tercipta dari aksi Bayu Gatra, diawali dari aksi dua pemain timnas, Bayu Gatra
mendapat sodoran bola di dalam kotak pinalti, namun tendangannya masih belum
menemui sasaran dan hanya melesat melewati gawang yang kosong tak terjaga. Pun
demikian dari tendangan bebas, tendangan yang dilesatkan Alfin Tuasalamony
maupaun Yandi Munawar masih belum mampu membahayakan gawang lawan, bebepara
bahkan membentur pagar hidup.
Untungnya penampilan pemain tengah
Indonesia cukup baik dan mampu menekan pertahanan Myanmar selama babak pertama,
meskipun dibabak kedua penampilan mereka mengendur tapi itu lebih disebabkan
karena faktor kelelahan. Beberapa kali tusukan-tusukan dari Ramdani Lestaluhu
dan Bayu Gatra mampu merepotkan pemain belakang Myamnar, bahkan tidak sedikit
dari aksi mereka yang harus dihentikan dengan pelanggaran. Dari situ sebenarnya
Indonesia punya keunggulan, hanya saja masih ada aksi-aksi individu yang
dilakukan pemain pada saat memegang bola sehingga menghilangkan beberapa
peluang yang sebenarnya bisa dimaksimalkan menjadi sebuah gol.
Frustasi
Ekspektasi tinggi terhadap timnas
Myanmar menjadikan para pendukung tuan rumah begitu frustasi melihat penampilan
timnas kebanggaan mereka tidak berkembang saat menghadapi Indonesia. Padahal
dilaga-laga sebelumnya mereka tampil impresif dengan mencetak banyak gol ke
gawang Kamboja dan Timor Leste, bahkan mampu menahan imbang Thailand dengan
skor 1-1.
Awalnya, raut optimis jelas
tergambar di wajah para pendukung Myanmar, menyanyikan lagu nasional dengan
begitu semangatnya hingga membuat gemuruh yang amat bising di seantero stadion,
hal tersebut dilandasi dengan tingginya harapan mereka terhadap timnasnya untuk
bisa memulangkan Indonesia dari ajang SEA Games kali ini. Namun, dukungan yang
terlalu besar justru memberatkan para pemain Myanmar untuk bisa tampil lepas
sehingga banyak sekali peluang-peluang yang tercipta hasil dari kelengahan
barisan pertahanan Myanmar.
Hingga akhirnya terjadilah
pelanggaran di kotak pinalti, yang kemudian menjadi awal petaka tim tuan rumah.
Tembakan keras Alfin Tuasalamony ke kiri gawang membuat Indonesia unggul dengan
skor 1-0, stadion pun menjadi sunyi menyambut selebrasi Alfin setelah mencetak
gol kemenangan Indonesia. Di babak kedua, gairah suporter tuan rumah kembali
naik setelah melihat Myanmar tampil menekan dengan mengandalkan dua Strikernya,
terlebih dengan masuknya Kyaw Ko Ko yang sebelumnya dicadangkan. Indonesia
mulai kesulitan dalam menguasai lini tengah, hanya beberapa kali saja Ramdani
Lestaluhu dan Bayu Gatra mengusik pertahanan Myanmar dari sisi sayap.
Selebihnya Myanmar tampil menekan dengan melakukan umpan langsung ke arah
Striker mereka yang pada kenyataannya masih belum mampu membuahkan gol.
Memasuki menit 80an, sepertinya para
pendukung Myanmar sudah tidak mampu membendung kekecewaan mereka, hal tersebut
terlihat ketika seorang pendukung Myanmar masuk ke dalam kotak pinalti, entah
apa yang diucapkannya tapi yang jelas kekecewaan sangat tergambar jelas dari
wajahnya. Tidak berapa lama saat memasuki masa Injury Time, salah seorang
pendukung dengan mengibas-ngibaskan atributnya masuk mendekati sudut lapangan,
aksinya tersebut berhasil dihalau official serta pemain Myanmar. Ternyata rasa
frustasi juga merasuki pemain Myanmar, memasuki menit 88 salah seorang pemain
mengasari Fandi Eko sehingga menyebabkan keluarnya kartu merah untuk pemain
tersebut.
Selain itu lemparan batu pun sempat
mewarnai pertandingan malam ini, bayangkan saja batu pun bisa dilemparkan pendukung
tuan rumah ke dalam lapangan. Jelas sekali pengamanan yang dilakukan panitia
sangat minim, terlebih untuk pertandingan Internasional. Bisa saja kejadian
barusan akan menjadi catatan penting bagi AFC, mengingat pada tahun 2014 nanti
Myanmar akan menjadi tuan rumah putaran Final Piala Asia u19.
Konsisten
Entah siapa yang akan dihadapi
Indonesia di babak Semifinal nanti, peluang masih terbuka bagi tiga tim
(Singapura, Vietnam, Malaysia) untuk bisa lolos dari fase grup di grup A. Yang
pasti Indonesia harus lebih bersiap dalam menghadapi babak Semifinal, sebab
bukan tidak mungkin Indonesia akan bertemu Malaysia yang mana pada saat ini
sedang bertengger di puncak klasemen grup A, mengungguli Vietnam dan Singapura
dengan 7 poin. Sama seperti Indonesia, Malaysia tampil kurang baik diawal
turnamen, hanya menang 2 gol dari Brunai yang secara kualitas sebenarnya jauh
di bawah mereka. Tapi hal tersebut berubah saat menghadapi Laos dimana mereka
mampu menang telak dengan skor 4-1, walau kemudian harus imbang dari Singapura
dengan skor 1-1.
Indonesia memang lolos ke babak
Semifinal, dengan level bertanding yang terus meningkat sejak pertandingan
pembuka, tapi akan lebih baik bila trend positif tersebut dapat dipertahankan,
mengingat calon lawan yang akan dihadapi jelas akan lebih kuat dan jauh lebih
merepotkan ketimbang lawan di babak penyisihan. Bila timnas bisa bertanding
seperti saat melawan Myanmar bukan tidak mungkin Indonesia mampu kembali
diperhitungkan dalam peta persaingan perebutan medali emas di cabang sepakbola.
Kita tunggu saja penampilan Rizki Pellu dkk. semoga bisa kembali memulihkan
kepercayaan para pendukung timnas atas target emas yang sudah dicanangkan,
semoga saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar