Yeaaah.. lagi lagi kalah. Setelah hanya mampu menang 1-0 atas
Kamboja dipertandingan pertama, Indonesia harus mengakui keunggulan Thailand
dengan skor 1-4. Pertandingan yang berlangsung pada Kamis 12 Desember 2013
tersebut dilangsungkan di Stadion Thuwunna, Yangon dan hanya dihadiri
segelintir suporter Indonesia. Ini jelas sangat berbeda pada saat SEA Games
2011 yang mana saat itu Indonesia menjadi tuan rumah dan tentu saja dukungan
suporter sangat terasa dikala timnas u23 sedang bertanding.
Entah kenapa gue jadi kepikiran sama SEA Games 10 tahun lalu
yang berlangsung di Vietnam. Saat itu Indonesia juga meraih hasil kurang
memuaskan di partai pembuka, hanya mampu menang 1-0 dari Laos, Indonesia
dinilai menang beruntung oleh media. Meski begitu optimisme tetap dikobarkan
demi mendapatkan hasil lebih baik di pertandingan lainnya. Akan tetapi, saat
berhadapan dengan Thailand, Indonesia yang masih diperkuat Bambang Pamungkas
dan Jendri Pitoy harus menelan kekalahan telak, bahkan sangat telak untuk level
Asia Tenggara. Indonesia digulung 7-0, perolehan terburuk Indonesia di cabang
sepakbola selama keikut sertaan di SEA Games.
Kondisi diatas gue
rasa bisa dibilang hampir mirip dengan kondisi sekarang ini, dimana
dipertandingan perdana Indonesia hanya mampu menang 1-0 dari Kamboja yang
secara tradisi menjadi lumbung gol di ajang SEA Games. Banyak yang menilai
Indonesia hanya menang beruntung dari Kamboja, tidak terkecuali pelatih Kamboja
sendiri, Tae-Hoon Lee. Pelatih asal Korea Selatan itu menilai Indonesia tidak lebih
baik dari mereka, selain itu dia juga menyebutkan bahwa permainan Myanmar jauh
lebih baik dari pada permainan Garuda Muda. Ini jelas suatu penghinaan,
bayangkan pelatih dari tim gurem saja bisa mengeluarkan pernyataan tersebut,
apa kata dunia !?
Memang secara materi untuk SEA Games kali ini Indonesia tidak
memiliki striker tajam seperti di SEA Games sebelumnya, akan tetapi Indonesia
memiliki pemain tengah dengan kualitas baik dan seharusnya mampu menutupi
kekosongan di lini depan. Tapi ya namanya juga kompetisi, ada aja kejutan yang
terjadi di dalamnya, Perancis aja yang juara dunia 1998 harus pulang lebih awal
lantaran gagal menembus fase grup di Piala Dunia 2002.
The Real Thailand
Thailand kembali tampil menggebrak,
setelah di Piala AFF 2010 mereka tampil melempem serta tidak mampu lolos dari
fase grup, kemudian dilanjutkan dengan penampilan buruk di SEA Games 2011 yang
lagi-lagi tidak lolos fase grup. Sebenarnya saat itu Thailand tidak tampil
buruk-buruk amat, di AFF mereka tersingkir setelah kalah 2-1 dari Indonesia di
partai pamungkas Grup A. Menurut gue sih kekalahan Thailand lebih disebabkan
faktor keberuntungan, tampil menekan sejak awal babak pertama Thailand sempat
unggul lewat gol dari Surat Sukha. Kemudian Indonesia mampu menciptakan 2 gol balasan
lewat titik putih yang diciptakan oleh Bambang Pamungkas, 2 pinalti tersebut
juga memakan “korban” dari kubu Thailand, pemain belakang mereka harus menerima
dua kartu kuning yang disebabkan dua pelanggaran di kotak pinalti. Thailand pun
harus pulang lebih awal di ajang Piala AFF 2010.
Di SEA Games 2011 Thailand datang
dengan persiapan seadanya, dikarenakan bencana banjir yang melanda negeri gajah
putih tersebut sehingga persiapan yang dilakukan juara AFF 3 kali tersebut
kurang maksimal. Lagi-lagi Thailand harus dipulangkan oleh Indonesia, setelah
harus menyerah 3-1 dari tuan rumah serta menerima 2 kartu merah yang menjadi
penyebab pincangnya pertahanan Thailand.
Memasuki tahun 2012, diawali dengan
AFF 2012 yang berlangsung di Malaysia dan Thailand, tim gajah putih tersebut
mampu tampil superior dengan menyapu bersih setiap pertandingan di fase grup.
Meskipun harus menelan kekalahan di babak final dari Singapura, Thailand tetap
menjadi tim yang kembali disegani lantaran mampu menampilkan permainan yang
apik.
Di SEA Games 2013, Thailand kembali
tampil meyakinkan dengan mengalahkan Timor Leste 3-1 dan Indonesia 4-1. Bagi
Indonesia ini jelas pukulan telak, lantaran tim Indonesia yang dipersiapkan
sejak Agustus lalu menargetkan medali emas untuk SEA Games tahun ini. Akan
tetapi melihat performa yang ditunjukkan anak asuh Rahmad Darmawan di dua
pertandingan terakhir kita patut bertanya, masih realistiskah target emas
disematkan kepada timnas u23?
Pembinaan
Sudah sering sekali para pengamat
hingga penikmat yang merasa Indonesia butuh pembinaan pemain muda demi
mendapatkan pemain-pemain berkualitas di tiap jenjang usia. Hal ini memang
betul adanya, mengingat di tingkat junior Indonesia selalu kesulitan
mendapatkan pemain berkualitas untuk pos-pos penting, semisal striker dan
playmaker. Pembinaan pemain bisa dilakukan dengan membentuk timnas dari tiap
jenjang usia, mulai dari u16 hingga u23, seperti yang dilakukan Malaysia dan
Singapura. Untuk Singapura sendiri, mereka mengirimkan pemain mudanya untuk
bertanding di kometisi Liga Malaysia, hal ini dimaksudkan untuk membentuk
kekompakkan tim.
Beberapa waktu lalu gue sempet baca
tentang rencana PSSI yang ingin membentuk timnas secara berjenjang mulai dari
u16 hingga u23 pada tahun 2014 nanti. Ya semoga aja cara tersebut mampu
mendongkrak prestasi Indonesia di ajang Internasional, mengingat Indonesia
sudah tertinggal dari negara-negara ASEAN lainnya dalam hal pembinaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar