Jumat, 13 Desember 2013

Duka Lara Garuda Muda (SEA Games 2013)


Yeaaah.. lagi lagi kalah. Setelah hanya mampu menang 1-0 atas Kamboja dipertandingan pertama, Indonesia harus mengakui keunggulan Thailand dengan skor 1-4. Pertandingan yang berlangsung pada Kamis 12 Desember 2013 tersebut dilangsungkan di Stadion Thuwunna, Yangon dan hanya dihadiri segelintir suporter Indonesia. Ini jelas sangat berbeda pada saat SEA Games 2011 yang mana saat itu Indonesia menjadi tuan rumah dan tentu saja dukungan suporter sangat terasa dikala timnas u23 sedang bertanding.

Entah kenapa gue jadi kepikiran sama SEA Games 10 tahun lalu yang berlangsung di Vietnam. Saat itu Indonesia juga meraih hasil kurang memuaskan di partai pembuka, hanya mampu menang 1-0 dari Laos, Indonesia dinilai menang beruntung oleh media. Meski begitu optimisme tetap dikobarkan demi mendapatkan hasil lebih baik di pertandingan lainnya. Akan tetapi, saat berhadapan dengan Thailand, Indonesia yang masih diperkuat Bambang Pamungkas dan Jendri Pitoy harus menelan kekalahan telak, bahkan sangat telak untuk level Asia Tenggara. Indonesia digulung 7-0, perolehan terburuk Indonesia di cabang sepakbola selama keikut sertaan di SEA Games.

Kondisi diatas  gue rasa bisa dibilang hampir mirip dengan kondisi sekarang ini, dimana dipertandingan perdana Indonesia hanya mampu menang 1-0 dari Kamboja yang secara tradisi menjadi lumbung gol di ajang SEA Games. Banyak yang menilai Indonesia hanya menang beruntung dari Kamboja, tidak terkecuali pelatih Kamboja sendiri, Tae-Hoon Lee. Pelatih asal Korea Selatan itu menilai Indonesia tidak lebih baik dari mereka, selain itu dia juga menyebutkan bahwa permainan Myanmar jauh lebih baik dari pada permainan Garuda Muda. Ini jelas suatu penghinaan, bayangkan pelatih dari tim gurem saja bisa mengeluarkan pernyataan tersebut, apa kata dunia !?

Memang secara materi untuk SEA Games kali ini Indonesia tidak memiliki striker tajam seperti di SEA Games sebelumnya, akan tetapi Indonesia memiliki pemain tengah dengan kualitas baik dan seharusnya mampu menutupi kekosongan di lini depan. Tapi ya namanya juga kompetisi, ada aja kejutan yang terjadi di dalamnya, Perancis aja yang juara dunia 1998 harus pulang lebih awal lantaran gagal menembus fase grup di Piala Dunia 2002.

The Real Thailand

            Thailand kembali tampil menggebrak, setelah di Piala AFF 2010 mereka tampil melempem serta tidak mampu lolos dari fase grup, kemudian dilanjutkan dengan penampilan buruk di SEA Games 2011 yang lagi-lagi tidak lolos fase grup. Sebenarnya saat itu Thailand tidak tampil buruk-buruk amat, di AFF mereka tersingkir setelah kalah 2-1 dari Indonesia di partai pamungkas Grup A. Menurut gue sih kekalahan Thailand lebih disebabkan faktor keberuntungan, tampil menekan sejak awal babak pertama Thailand sempat unggul lewat gol dari Surat Sukha. Kemudian Indonesia mampu menciptakan 2 gol balasan lewat titik putih yang diciptakan oleh Bambang Pamungkas, 2 pinalti tersebut juga memakan “korban” dari kubu Thailand, pemain belakang mereka harus menerima dua kartu kuning yang disebabkan dua pelanggaran di kotak pinalti. Thailand pun harus pulang lebih awal di ajang Piala AFF 2010.

            Di SEA Games 2011 Thailand datang dengan persiapan seadanya, dikarenakan bencana banjir yang melanda negeri gajah putih tersebut sehingga persiapan yang dilakukan juara AFF 3 kali tersebut kurang maksimal. Lagi-lagi Thailand harus dipulangkan oleh Indonesia, setelah harus menyerah 3-1 dari tuan rumah serta menerima 2 kartu merah yang menjadi penyebab pincangnya pertahanan Thailand.

            Memasuki tahun 2012, diawali dengan AFF 2012 yang berlangsung di Malaysia dan Thailand, tim gajah putih tersebut mampu tampil superior dengan menyapu bersih setiap pertandingan di fase grup. Meskipun harus menelan kekalahan di babak final dari Singapura, Thailand tetap menjadi tim yang kembali disegani lantaran mampu menampilkan permainan yang apik.

            Di SEA Games 2013, Thailand kembali tampil meyakinkan dengan mengalahkan Timor Leste 3-1 dan Indonesia 4-1. Bagi Indonesia ini jelas pukulan telak, lantaran tim Indonesia yang dipersiapkan sejak Agustus lalu menargetkan medali emas untuk SEA Games tahun ini. Akan tetapi melihat performa yang ditunjukkan anak asuh Rahmad Darmawan di dua pertandingan terakhir kita patut bertanya, masih realistiskah target emas disematkan kepada timnas u23?

Pembinaan

            Sudah sering sekali para pengamat hingga penikmat yang merasa Indonesia butuh pembinaan pemain muda demi mendapatkan pemain-pemain berkualitas di tiap jenjang usia. Hal ini memang betul adanya, mengingat di tingkat junior Indonesia selalu kesulitan mendapatkan pemain berkualitas untuk pos-pos penting, semisal striker dan playmaker. Pembinaan pemain bisa dilakukan dengan membentuk timnas dari tiap jenjang usia, mulai dari u16 hingga u23, seperti yang dilakukan Malaysia dan Singapura. Untuk Singapura sendiri, mereka mengirimkan pemain mudanya untuk bertanding di kometisi Liga Malaysia, hal ini dimaksudkan untuk membentuk kekompakkan tim.

            Beberapa waktu lalu gue sempet baca tentang rencana PSSI yang ingin membentuk timnas secara berjenjang mulai dari u16 hingga u23 pada tahun 2014 nanti. Ya semoga aja cara tersebut mampu mendongkrak prestasi Indonesia di ajang Internasional, mengingat Indonesia sudah tertinggal dari negara-negara ASEAN lainnya dalam hal pembinaan.
           

           




Tidak ada komentar:

Posting Komentar