Rabu, 06 Januari 2010

Pemadaman Listrik Bergilir

Pemadaman listrik akhir – akhir ini kembali sering terjadi, tidak hanya di Jakarta namun kota – kota penyangga di sekitarnya pun juga ikut mengalaminya. Penyebab utama dari pemadaman listrik ini dikarenakan terbakarnya dua gardu induk PLN, yaitu gardu induk Cawang dan gardu induk Kembangan, yang terjadi hanya dalam kurun waktu seminggu.
Akibatnya, sebagian kota Jakarta menjadi gelap gulita. Hal ini menimbulkan kerugian dalam jumlah besar, mengingat hampir seluruh pelaku bisnis dan usaha di Jakarta mengandalkan pasokan listrik dari PLN. Menurut Didi, seorang penjaga warnet di daerah cempaka putih, dirinya jelas sangat dirugikan atas pemadaman listrik yang dilakukan oleh PLN, dia mengatakan pendapatan yang diperoleh dalam sehari jadi menurun,”dalam sehari biasanya bisa dapat sampai Rp500ribu, tetapi semenjak sering mati lampu paling cuma dapat Rp200ribu, tergantung dari lamanya pemadaman,” ujarnya.
Tidak hanya pelaku usaha saja yang dirugikan atas pemadaman listrik bergilir ini, para ibu rumah tangga juga ikut merasakan dampaknya, menurut Rahma, ibu rumah tangga, pemadaman listrik yang terjadi turut menganggu aktivitasnya,” menurut saya sih mengganggu yah, mati lampu jadi gak bisa gosok, selain itu mati lampunya juga gak tentu kapan dan berapa lamanya,” komentarnya.
Selain itu, komentar tentang pemadaman listrik bergilir juga datang dari warga Bogor, menurut Dominur Prasetyanto, PLN harus memperbaiki pengelolaannya,” PLN sebagai satu-satunya perusahaan yang bergerak dibidang listrik di Indonesia harus bisa memperbaiki pengelolaannya,” masih menurut Dominur,” pengelolaan yang buruk bisa menyebabkan kerugian, entah itu dari PLN itu sendiri, pemerintah, ataupun masyarakat,” kata dia.
Kelangkaan listrik yang terjadi saat ini juga dirasakan oleh warga luar Jakarta, seperti wilayah Bekasi dan Tangerang. Itu terjadi karena pasokan listrik yang digunakan warga kedua kota tersebut sebagian disalurkan ke Jakarta demi memenuhi kekurangan daya listrik, hal ini dilakukan hingga kedua gardu induk yang rusak selesai diperbaiki.
Perbaikan gardu induk itu sendiri menurut pihak PLN membutuhkan waktu yang lama, ditargetkan gardu induk bisa beroperasi kembali pada bulan Desember, namun butuh dana yang besar untuk merealisasikan hal tersebut, mengingat akibat kebakaran 2 gardu induk, PLN mengalami kerugian sebesar Rp140miliar.
Untuk memenuhi kebutuhan akan listrik bagi warga Jakarta, PLN terpaksa melakukan pemadaman bergilir, selain menghemat persediaan listrik juga untuk mendistribusikan listrik ke tempat-tempat yang kekurangan daya listrik akibat dari terbakarnya 2 gardu induk milik PLN. Namun, cara tersebut dianggap merugikan konsumen, banyak warga yang melakukan komplen baik secara tertulis maupun dengan aksi demo, menurut mereka PLN harus memberikan kompensasi kepada pelanggannya, misalnya, dengan melakukan pemotongan biaya pemakaian listrik.
Pihak PLN pun merespon keluhan para pelanggannya dengan memberikan potongan 10% pada biaya pemakaian listrik, akan tetapi solusi yang diberikan PLN dalam menanggapi keluhan pelanggannya dikatakan tidak sepadan dengan kerugian yang diterima para konsumen. Sebagian warga mengatakan pengeluaran mereka bertambah bila pemadaman listrik tengah berlangsung, biaya yang dikeluarkan seperti biaya membeli air, untuk keperluan mandi, mencuci, dan masak, atau juga biaya untuk memperbaiki peralatan elektronik seperti komputer, yang rusak karena seringnya pemadaman listrik.
Jadi, pemotongan biaya listrik sebesar 10% masih dianggap kurang menutupi kerugian yang diderita para pelanggan PLN. Serta dampak lain dari pemadaman listrik bergilir seperti kebakaran, yang terjadi di sejumlah wilayah Jakarta, tentu harus ditanggapi dengan serius baik dari pemerintah, PLN, maupun masyarakat selaku konsumen listrik, demi mengurangi dampak negative dari pemadaman listrik bergilir.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar