Rabu, 06 Januari 2010

Antisipasi Warga Jakarta dalam Menghadapi Banjir Tahunan

Bencana banjir selalu datang melanda hampir setiap tahun, terutama pada bulan Januari dan Februari. Seperti menyambut tamu penting saja, setiap tahun pemerintah serta masyarakat Jakarta dibuat sibuk dengan persiapan – persiapan yang dilakukan dalam mengantisipasi banjir. Mulai dari kerja bakti rutin yang bilakukan dalam lingkup RT/RW, hingga pengerjaan mega proyek Kanal Banjir Timur (KBT) oleh pemerintah DKI Jakarta.
Banjir seakan sudah menjadi hal lumrah bagi warga Jakarta. Mengingat hampir setiap tahun banjir besar selalu datang melanda. Penyebabnya pun beragam, mulai dari banjir kiriman dari bendungan Katulampa Bogor, sistem drainase yang buruk, hingga perilaku masyarakat yang kurang disiplin dalam mengelola sampah.
Berbagai upaya telah dilakukan Pemerintah DKI Jakarta dalam menanggulangi banjir. Mulai dari penertiban bangunan liar yang berdiri di atas daerah resapan air, mengembalikan fungsi jalur hijau dengan menertibkan SPBU yang berdiri diatasnya, hingga pembuatan Kanal Banjir Timur (KBT). Untuk Kanal Banjir Timur sendiri masih dalam tahap pengerjaan, dan ditargetkan akan tembus ke laut pada 31 Desember 2009 mendatang.
Namun, antisipasi yang dilakukan pihak Pemda sendiri tidak serta merta menghilangkan banjir di Jakarta, buruknya drainase serta berdirinya pemukiman di sepanjang bantaran sungai masih menjadi penyebab utama terjadinya banjir. Warga Jakarta pun masih harus merasakan banjir yang diprediksi akan lebih besar pada awal tahun 2010.
Hilangnya beberapa daerah resapan air akibat pembangunan pemukiman baru, juga menjadi salah satu sumber penyebab terjadinya banjir. Curah hujan yang tinggi serta air pasang (rob) diprediksi akan memperparah banjir pada awal tahun depan.
Bagi warga, besarnya banjir yang diprediksi akan terjadi awal tahun depan sangat tidak diharapkan. Menurut Rizky, mahasiswa, banjir sangat mengganggu aktivitasnya sehari – hari, ” kalau banjir cucian jadi pada numpuk dan gak kering – kering, sepeda motor jadi kotor, apalagi perabotan di rumah ikut terendam dan sebagian jadi rusak,” masih menurut Rizky, besarnya banjir diakibatkan oleh dangkalnya beberapa sungai di Jakarta dan sebaiknya dilakukan pengurukkan sampah disana,” sungai – sungai perlu diuruk lagi, biar bisa menampung air dengan kapasitas yang lebih besar lagi, selain itu kalau perlu perbanyak jumlah sungai di Jakarta dan kurangi peninggian jalan, karena air hujan yang jatuh di jalan akan mengalir ke tempat yang lebih rendah di sisi jalan, yang biasanya terdapat rumah.”
Besarnya dampak banjir juga di rasakan oleh Asri, mahasiswi. Walau tidak sampai masuk ke dalam rumah tetapi banjir besar yang terjadi tiap tahun tetap mengganggu serta menghambat aktivitasnya,” kalau banjir sih gak sampai masuk ke dalam, paling cuma jalanannya aja sih,” masih menurut Asri,” kemana – mana jadi susah kalau banjir, kayak mau ke kampus atau kemana kan susah aksesnya,”ujar gadis berdarah sunda itu. Asri mengaku di daerah tempat tinggalnya tidak pernah mendapatkan bantuan dari pihak tertentu saat banjir melanda,” gak pernah dapat bantuan kalau banjir.”
Mengenai antisipasi yang dilakukan warga dalam mencegah banjir itu sendiri, menurut Asri tidak ada yang khusus,” buat antisipasinya paling cuma mengadakan kerja bakti bersama antar warga aja.” Selain itu pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dengan membuang sampah pada tempatnya dianggap dapat mengurangi banjir di Jakarta,” jangan buang sampah sembarangan, buanglah pada tempatnya, supaya tidak terjadi penumpukan sampah di sungai,” kata Asri.
Komentar serupa juga datang dari Rina, mahasiswi. Menurutnya, kebiasaan membuang sampah sembarangan terutama ke sungai kerap dilakukan warga Jakarta,” banyaknya yang buang sampah di sungai, yang akhirnya terjadinya pendangkalan pada sungai – sungai di Jakarta, menjadi penyebab banjir di Jakarta,” masih menurut Rina,” sungai – sungai di dekat rumah juga udah pada dangkal, dan udah saatnya di uruk buat ngurangin banjir,” ujar gadis yang tinggal di daerah Pulomas, Jakarta Timur itu.
Selain itu, perumahan – perumahan baru yang dibangun oleh para pengembang dianggap akan memperparah banjir pada awal tahun depan,” perumahan – perumahan baru yang di bangun sepertinya akan memperparah banjir di lingkungan rumah, karena struktur tanahnya di buat lebih tinggi,” komentar Rina.
Tidak seperti Rizky dan Asri, yang mengaku tidak mendapatkan bantuan sama sekali saat banjir, Rina mengaku mendapatkan bantuan,” waktu banjir besar kemarin sih dapet bantuan, dari Taspen sama Jasa Marga, itu karena bokap kerja di sana,” kata dia.
Untuk menghadapi banjir yang dipastikan terjadi pada awal tahun depan, Rina mengaku tidak ada persiapan khusus di lingkungan tempat tinggalnya,” gak ada persiapan khusus sih, paling dari kesadaran warganya aja yang buang sampah pada tempatnya, serta mengubur sampah organik di halaman rumah.”
Sebenarnya banjir itu sendiri menjadi cerminan atas perilaku buruk masyarakat dalam kehidupan sehari – hari, terutama dalam hal mengelola sampah rumah tangga. Selain itu usaha pemerintah daerah dalam mengantisipasi banjir dianggap masih belum maksimal, seperti banyaknya sampah yang menumpuk di sungai yang belum di bersihkan hingga sistem drainase yang masih buruk.
Untuk itu, kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan serta mengelola sampah dengan benar sangat diharapkan dan menjadi faktor penting dalam mengurangi banjir, selain itu perbaikan drainase diharapkan dapat dilakukan secepatnya oleh pemerintah daerah, guna mengurangi banjir yang biasa terjadi setiap awal tahun.

Hilman Khairul Lisan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar