Masih ingat dengan postingan tentang “di balik wawancara eksklusif dengan Lucia Saharui” ??? nah postingan kali menceritakan tentang
kelanjutan dari cerita tersebut, dimana kali ini gue bertugas dengan senang
hati, ikhlas, lilahi ta’ala mengantarkan Tabloid kampus yang udah terbit ke
nara sumber, yang tidak lain dan tidak bukan adalah Lucia Saharui.
Setelah terbitnya Tabloid kampus
pada minggu kedua bulan Juli lalu, gue berinisiatif untuk menghubungi sang nara
sumber (narsum) gue, untuk sekedar memberitahukan perihal (ini baku banget gue
nulisnya ckckc) terbitnya Tabloid kampus gue. Selain itu juga untuk menentukan
waktu kapan tabloid tersebut bisa diantarkan, mengingat Lucia sendiri cukup
sibuk, jadinya gak bisa asal datang dan harus membuat janji dulu ke orangnya.
Akhirnya di putuskanlah waktu
ketemuannya, yakni Selasa 16 Juli 2013. Awalnya Lucia minta gue dateng sekitar
pukul 11.00 WIB seperti pada pertemuan sebelumnya. Namun, sehari menjelang hari
H waktunya dirubah menjadi pukul 14.30 WIB setelah siaran (khusus bulan
Ramadhan, program Wideshot Metro Tv tayang hingga pukul 15.00 WIB) di Lobi 1.
Deal.. waktu dan tempat disepakati.
Hari H !!! Berhubung bulan puasa dan
janjiannya siang menjelang sore, gue agak sedikit berleha-leha, gak seperti
pada waktu liputan yang udah siap dari awal. Karena masih ngantuk, gue pun
memutuskan untuk tidur sebentar (yang pada kenyataannya tidak sebentar). Bangun
pukul 10.35 WIB. What !!!??? Sedikit panik, tapi karena merasa masih lama jadinya
ya gak terlalu buru-buru juga. Masih sempet buka buka komputer, cek facebook
dan twitter.
Menjelang
siang, sekitar pukul 11 lewat gue pun mandi, tidak lupa menggosok gigi, habis mandi kubantu ibu, merapikan tempat
tidurku.. *singing. Setelah mandi gue pun berpakaian (yaiyalah..) Setelah
itu Sholat Zuhur, biar tenang dan gak keburu – buru di jalan. Berangkat pukul
12.30 WIB, termasuk santai untuk orang yang punya janji pukul 14.30 WIB, di
Kedoya, berangkat dari Bekasi, naik angkot pula ckckc..
Di tengah jalan menuju Kampus,
ternyata lalu lintas siang itu padat bin rame. Itu jalan raya bekasi macetnya
bukan main, dari angkot, sepeda motor, mobil pribadi, sampe kontainer campur
jadi satu. Udah mulai khawatir, karena takut telat lantaran macetnya emang
parah banget. Ditambah lagi ada perbaikan jembatan di Pulo Gadung, yang udah
pasti macetnya jadi lebih parah dari biasanya.
Sekitar pukul 13.35 WIB, sempet
iseng untuk buka message dan ternyata Lucia mengirim message baru yang isinya
meminta gue datang lebih awal, yakni puku 14.00 WIB. Alamak !!! gue aja baru
sampe Pasar Pulo Gadung (mulai panik). Setelah turun di dekat shelter
Transjakarta, gue pun langsung bergegas membeli tiket kemudian melipir ke dalam
barisan penumpang yang sedikit jumlahnya. Untungnya bus Transjakarta langsung
datang, jadi gak perlu nunggu lama lagi.
Di dalam Transjakarta gue sempet
membalas message dari Lucia, yang isinya menjelaskan kalau gue gak bisa dateng
secepat itu dan akan berusaha secepatnya untuk sampai. Setelah sampai di
kampus, gue pun langsung mengajak temen satu organisasi untuk segera berangkat
ke Metro Tv. Di tengah jalan, kami mampir sebentar ke toko bingkai untuk
mengambil Karikatur yang diinapkan semalam untuk dipasangi bingkai, yang
dimaksudkan sebagai kenang – kenangan untuk Lucia. Oiya, Karikatur yang gue
bawa kebetulan dua, satu untuk Lucia dan satu lagi untuk *Zackia Arfan.
*Sebelumnya organisasi gue sempat
mengadakan acara Coaching Jurnalisme Warga dari Wideshot. Kebetulan pada saat
itu gue juga memberikan kenang –kenangan berupa karikatur kepada pembicaranya,
Produser Wideshot, Bapak Syaifudin yang lebih akrab disapa Kang Syaif. Karena
sebelumnya sempat diberitahu bahwa akan ada salah satu Anchor yang hadir maka
gue pun membuat juga karikatur para Anchor program Wideshot (minus Lucia), tapi
karena waktu yang mepet akhirnya baru jadi satu aja karikatur untuk Anchornya,
yakni Karikaturnya Zackia Arfan. Namun, berhubung para Anchor sedang
berhalangan (Lucia libur, Zackia lagi persiapan ke Palembang untuk acara serupa,
Sumi Yang lagi tugas di booth Metro Tv di PRJ, Robert liputan tentang Taufik
Kiemas) jadinya karikaturnya pun gak sempet diserahkan pada saat itu.
Singkat cerita, setelah berjuang
mengarungi padatnya lalu lintas Jakarta siang itu ditambah teriknya matahari,
kamipun sampai di Metro Tv pukul 15.14 WIB. Berhubung udah mau masuk waktu
Ashar, kamipun rehat sejenak di Mesjid Metro TV yang dekat dengan area parkir.
Selepas Sholat, kamipun segera bergegas ke Lobi 1 untuk menemui Lucia. Sedikit
waswas dan merasa gak enak hati lantaran molor jauh dari waktu yang sudah
disepakati.
Setelah berjalan kaki sebentar dari
Mesjid ke Lobi 1 yang letaknya gak terlalu jauh dari area parkir, kamipun
sampai juga di sana. Begitu masuk, kamipun menemui resepsionis untuk menjelaskan
maksud dan tujuan kedatangan kami, setalah itu kami dipersilahkan menunggu di
sofa yang jumlahnya cuma ada dua, sisanya ditaruh di teras lobi yang mana
digunakan sebagai tempat menunggu taxi atau mobil jemputan yang memang selalu
hilir mudik di sana.
Dengan sedikitnya jumlah kursi yang
ada, membuat tamu lain yang mungkin lebih penting serta para anchor yang baru
keluar dari news room mau gak mau harus mencari tempat lain untuk menunggu,
secara sofa yang ada udah ditempati oleh kita berdua hehe.. enak gak enak juga,
lantaran kita dateng cuma untuk menyerahkan Tabloid dan Karikatur aja hehehe..
Sambil menunggu, gue pribadi gak
terlalu ada kerjaan, paling – paling cuma bolak balik halaman Tabloid yang gue
bawa. Sebenarnya ada sih bacaan lain, apalagi kalau bukan harian Media
Indonesia. Tapi karena emang udah capek jadi gak mood untuk ngapa – ngapain,
kecuali menunggu dan berharap Lucia cepat datang menemui kita.
Kalau pada pertemuan sebelumnya gue
cuma ngeliat satu – dua Anchor aja yang mondar mandir di Lobi Grand Studio,
kali ini gue ketemu lebih banyak lagi. Diawali dengan munculnya Maria Kalaij
yang lewat di depan Lobi 1 dari arah Grand Studio. Lucunya, dia lewat sambil
memperhatikan kita yang lagi nunggu di Lobi 1 dengan seksama, mungkin dia mengira
kita ini narsum untuk salah satu program, tapi program apa ya? hahaha..
Tidak lama berselang, masuklah
Qudsiah Firdausi, salah satu reporter yang cukup sering muncul di layar Metro
tv dengan liputan – liputannya. Kemudian dari dalam Newsroom muncullah sosok
tinggi besar yang tidak lain adalah Dalton Tanaka dan Nina Melinda, yang
langsung melipir keluar menuju taxi yang udah menunggu. Kemudian muncul juga
Boy Noya dari dalam sambil celingak celinguk di Lobi, menunggu tamu. Sepintas
dia meilhat ke arah kami namun secara seksama, mungkin mencoba mengira – ngira
kita ini narsum untuk program apa atau tamu siapa hehe.. Setelah sang tamu datang, dia pun langsung
mengajak sang tamu untuk masuk ke dalam dengan mengenakan ID Guest.
Cukup banyak Anchor yang mondar –
mandir di sana pada saat itu. Ada Indra Maulana yang pada saat keluar dari
dalam tertawa dengan suara yang agak berat, disertai dengan Zelda Savitri dan
beberapa orang lainnya. Zelda Safitri ternyata mungil sekali. Tidak lama,
muncul Iqbal Himawan menyusul di belakang mereka beriringan melipir ke arah
teras Lobi. Cukup lama Anchor-anchor tersebut ngobrol di teras Lobi, hingga
akhirnya satu persatu dari mereka pun berlalu, tinggallah Iqbal Himawan sambil
senyam senyum ngobrol bareng dengan beberapa orang yang masih ada di sana.
Kemudian, beberapa saat setelah itu, di luar lewatlah Rory Ashary dari arah
Grand Studio sambil cengar cengir ke arah beberapa orang yang lagi duduk di
teras Lobi 1.
Setelah menunggu beberapa saat,
akhirnya datanglah Lucia dari luar. Mengenakan baju biru, dipadu dengan rok abu
– abu serta sepatu hak warna silver. Dari penampilannya kayaknya sih ini baju
yang tadi dikenakan pada saat siaran Wideshot. Sembari menelpon, Lucia pun
masuk dan menghampiri kami, kemudian bersalaman. Sepertinya sih sedang
berbicara dengan temannya, tidak lama setelah itu Lucia pun menutup telponnya
dengan mengatakan kepada lawan bicaranya, bahwa dia sedang ada tamu.
Setelah menutup telpon, Lucia pun
menyapa kami dengan ramah. Meski terlihat agak letih lantaran memang baru aja
sampai dari luar untuk bertemu dengan temannya.
Lucia: “dari jam berapa tadi sampenya?”
Gue : “dari jam 15.14 WIB mbak, terus
tadi mampir dulu ke Mesjid untuk Sholat”
Lucia: “ooo.. macet ya? tadi saya
juga ke luar sebentar kan ketemu teman. Gak jauh sih tapi macet banget”
Gue: “ iya mbak, tadi emang macet
banget di jalan”
Lucia sempat
menanyakan soal hadiah CD yang gue menangkan di quiz Wideshot Top Ten
Lucia: “udah dapet CD nya?”
Gue: “udah mbak, waktu itu udah
dianter ke rumah hadiahnya”
Lucia: “dapet CD apa waktu itu?”
Gue: “CD Anggun mbak”
Lucia: “kita juga nanti mau adain
quiz loh untuk Wideshot Box Office. Nanti hadihnya dapet tiket nonton gratis. Tapi
itu nanti masih beberapa minggu lagi.”
Gue: “ooo.. gitu mbak, wah nanti bisa
ikutan lagi nih hehe”
Setelah berbincang – bincang
sebentar, gue pun langsung menyodorkan Tabloid yang gue janjikan ke dia. Dia
pun menerimanya dan langsung mengamati Tabloid tersebut dengan seksama,
Lucia: “Industria..”, ucapnya kala
membaca nama Tabloid tersebut.
Gue: “maaf mbak, kalo kurang bagus
hasilnya”
Lucia: “gak ko’, bagus. Kan saya udah
liat sebagian pas di kasih tau itu” (sebelumnya gue sempat mengirim foto
tampilan artikel yang memuat Lucia melalui message)
Sembari
membolak balik satu persatu halaman, Lucia sempat menanyakan beberapa
pertanyaan seputar Tabloid tersebut, dari waktu terbit hingga tema-tema yang
biasa diangkat.
Ditengah – tengah perbincangan, Lucia pun
terhenti di halaman tengah Tabloid yang memuat foto-foto event Coaching Jurnalisme
Warga Wideshot.
Lucia: “ini apa nih...? Ooo.. ini
waktu Coaching itu ya?”
Gue: “iya mbak”
Lucia: “Siapa waktu itu yang dateng
presenternya?”
Gue: “gak ada mbak, kebetulan kan
waktu itu lagi pada berhalangan Anchornya”
Lucia: “ini yang sama mas Rony
(Panengah) ya?”
Gue: “bukan mbak, waktu itu sama pak
Syaifudin”
Lucia: “ooo.. iya, iya.. waktu itu
emang lagi pada gak bisa hmm..”
Temen Gue: “iya, katanya waktu itu
anchor nya lagi persiapan untuk berangkat ke Palembang”
Gue: “iya, itu Zackia Arfan yang ke
sana”
Lucia: “hmm.. iya iya, waktu itu juga
emang pada bentrok waktunya jadi pada gak bisa. Sumi (Yang) juga waktu itu lagi
di booth PRJ, terus kalau Robert (Harianto).. Robert kemana ya waktu itu?”
Gue: “Hmmm.. gitu ya”
Di sela – sela perbincangan itu gue
pun menyerahkan Karikatur yang sebelumnya udah gue janjikan kepada Lucia
sebagai kenang – kenangan dari kami. Lucia pun menerimanya sambil tertawa.
Lucia: “aduh.. ini lagi ngapain gue
nih? Hahaha..”
Gue: “hehehe.. itu saya buat sendiri
loh mba, maaf ya kalo kurang bagus dan aneh. Sama yang ada di cover itu juga
saya yang buat gambarnya”
Lucia: (sambil melihat cover) “oya? Oke..
yaaa namanya juga karikatur ahhehhee.. hmm kalo sepatunya sih emang mirip
sepatu saya nih”
Gue: “iya, kan saya sempet ngamatin,
dan kebetulan mbak pernah pake sepatu itu, jadinya ya saya buat juga di
karikaturnya”
Lucia: “Kalo bajunya.. saya gak tau
kapan pake baju ini. Kayaknya gak pernah ya? kalo waktu di Discover (Indonesia)
gak pernah juga pake baju yang ini”
Gue: “kalo baju, saya emang gak
ngikutin baju yang biasa mbak pake, jadi saya buat sendiri”
Lucia: “oo.. hmm..”
Gue: “Sebetulnya kita juga ada
karikatur untuk Zackia Arfan mbak, tapi berhubung gak dateng, akhirnya gak jadi
dikasih deh”
Lucia: “Oh gitu..”
Pada saat berbincang – bincang
dengan Lucia, beberapa Anchor masih terlihat berlalu lalang di Lobi 1.
Diantaranya ada Widya Saputra (Anchor yang satu ini paling sering keliatan,
jadi buat para penggemar Widya Saputra jangan khawatir gak bakal ketemu dia
kalau lagi ke Metro Tv. Anchor yang satu ini selalu seliweran baik di Lobi
Grand ataupun di Lobi 1). Selain Widya Saputra, ada juga Anisha Dasuki yang
menyusul di belakang Widya. Mereka sempat melihat kearah kami pada saat
celingukan ke arah luar mencari – cari sesuatu (mungkin taxi). Selain itu juga
ada Yohana Margareta yang keluar menuju taxi yang sudah menunggunya sedari
tadi. Tidak lama berselang, masuklah Putri Ayuningtyas ke dalam Lobi menuju
Newsroom. Pada saat melewati kami, dia sempat melihat ke arah kami, begitu juga
gue yang ngeliat ke arah dia. Sempet liat – liatan, mukanya sayu banget kalau
tanpa make up. Sambil menggendong ransel, dia pun melipir masuk ke dalam
Newsroom.
Di tengah – tengah perbincangan tiba – tiba pak Syaifudin
atau kang Syaif datang menemui kami. Ternyata Lucia sebelumnya menghubungi
beliau melalui BBM, memberitahu tentang kedatangan kami yang bermaksud untuk
membagikan Tabloid (kebetulan kita bawa 10 eksemplar).
Setelah bersalaman kamipun
berbincang – bincang mangenai program coaching beberapa waktu yang lalu.
Membahas tentang perkembangan peserta coaching yang sudah mengirimkan hasil
karya jurnalisme warga nya setelah mengikuti pelatihan di kampus kami. Sambil
membolak – balik Tabloid, pak Syaifudin menceritakan tentang acara serupa yang
diadakan setelah acara coaching di Kampus kami. Bermacam – macam ceritanya, ada
yang pesertanya sedikit lantaran sebelumnya ada acara keluar kota yang akhirnya
tidak jadi dilaksanakan coachingnya, kemudian ada juga yang acara sudah jalan,
namun ditengah – tengah acara sebagian besar peserta meninggalkan ruangan
lantaran ada kegiatan lain, dsb.
Ketika sedang asik membolak-balik
halaman, tiba – tiba dia terhenti di satu halaman, yakni halaman yang memuat
artikel tentang Lucia Saharui.
Pak Syaif: “wah.. ini kapan Lus?”
Lucia: “waktu itu, udah lama sih.
Beberapa minggu lalu ya?”
Gue: “udah beberapa bulan mbak”
Lucia: “kapan ya wawancaranya?”
Gue: “yang saya inget sih waktu itu
hari Kamis mbak”
Lucia sempat memberitahu kepada pak
Syaifudin tentang karikatur untuk Zackia, pak Syaifudin pun mengatakan tadi
sempat melihat Zackia duduk di suatu tempat sambil mengenakan jaket / sweeter /
something. Setelah ditanyai tentang keadaannya, Zackia mengatakan dirinya
sedang sakit, kena gejala Tifus. Hal ini membuat Lucia dan kami yang ada di
sana prihatin, terlebih gue, yang gak nyangka kalau Zackia lagi sakit, lantaran
pada saat tampil membawakan Oase Ramadhan dia terlihat cukup segar bugar tanpa
ada tanda – tanda sedang sakit.
Oke, dari situ sedikit ada gambaran
tentang kerasnya dunia jurnalis yang tidak kenal lelah dan waktu. Kapanpun dan
dalam kondisi apapun, seorang jurnalis harus siap apabila dibutuhkan. Tapi
dalam kasus ini, gue cukup kasihan juga sama Zackia, karena dari minggu lalu
selalu tampil di TV, baik pada saat siaran di Wideshot, Sisi Berita, maupun
Oase Ramadhan. Untuk Sisi Berita sendiri sebetulnya tidak selalu live,
terkadang juga ada tapingannya. Tapi bagaimanapun, yang namanya manusia kan
butuh istirahat, produktifitas seseorang akan semakin baik apabila orang
tersebut bekerja pada kondisi terbaiknya.
Selain Zackia Arfan ternyata ada
juga Anchor yang sedang sakit, yakni Fessy Alwi yang sempat terkena Tifus
beberapa waktu lalu. Hal ini diungkapkan Lucia kepada pak Syaifudin ketika
mendengar bahwa Zackia sedang mengalami gejala Tifus. “Kayak gak ada orang lain
aja..”, ucap mereka.
Kurang lebih sekitar 30 atau 45
menit berbincang – bincang di Lobi 1, setelah sebelumnya sempat mengabadikan
momen lewat foto bareng dengan Pak Syaifudin dan Lucia, sebagai bukti bahwa
Tabloidnya sudah ke tangan narsum dan pak Syaifudin. Selain itu juga gue
sekalian minta foto bareng dengan pose Lucia sedang memegang Karikatur, buat
kenang – kenangan hehe.
Dikarenakan waktu yang sudah semakin sore, akhirnya kamipun
pamit undur diri. Sebelumnya gue menitipkan karikatur Zackia kepada Lucia
lantaran yang bersangkutan sedang shooting Oase Ramadhan di Mesjid Cut Meutia.
Setelah di beri tahu bahwa di Mesjid menyediakan Ta’jil untuk
berbuka, kamipun memutuskan untuk berbuka puasa di Mesjid Metro Tv.
Pak Syaif: “di Mesjid juga suka ada
Ta’jil ko”
Lucia: “iya, tanggung, sekalian
disini ajalah (bukanya)”
Ada satu momen yang terjadi sekitar
beberapa detik yang cukup bikin Ge er. Ketika sedang merapikan tas, tiba – tiba
Lucia berkata:
Lucia: “Hilman kalau di foto keliatan
gemuk ya, padahal aslinya enggak loh”
Gue: “masa mbak?”
Lucia: “iya, saya kira tadinya gemuk
orangnya, ternyata enggak hehe”
Gue: “hehehe..”
Setelah bersalaman dan mengucapkan
terima kasih kepada pak Syaifudin dan Lucia, kamipun melipir keluar Lobi menuju
Mesjid untuk menunggu waktu berbuka puasa.
gan, mbak lucia tu dah nikah blum? trus agamanya apa? bkan maksudnya SARA lo, cuma pengen tau aja.. dijawab ya
BalasHapusmbak Luci udah nikah gan, anaknya dua. Klo gak salah sih Katolik
BalasHapusada poto gue tuh bro.. ahahaha
BalasHapuslucia saharui tuh umur y brapa ya gan,kok ane cari di wiki g ada
BalasHapusmau nanya balik dulu nih, kira2 menurut agan berapa? hehe
BalasHapus