Sabtu, 27 November 2010

Macet. Dari sifat konsumerisasi hingga pelanggaran HAM

Macet, labih parah jika hujan. Saya sudah sangat bosan dengan yang namanya macet, entah kenapa saya tidak merasakan kalau kebanyakan orang di Jabodetabek itu jengah dengan macet?Mengapa saya beranggapan seperti itu?Jelas sekali karena mereka lebih suka memiliki serta menggunakan kendaraan pribadi yang kebanyakan berjenis sepeda motor ataupun mobil. Dari kebiasaan seperti itu tidak dipungkiri kemacetan akan semakin menjadi, lebih-lebih bila sudah memasuki jam pulang kantor.
Pemikiran lain saya terhadap macet yakni, pelanggaran HAM yang makin hari akan semakin naik levelnya, dari pelanggaran HAM ringan bahkan bisa menjadi pelanggaran HAM berat. Karena macet telah membunuh hak kita sebagai konsumen jalan raya untuk cepat sampai ke tempat tujuan, apabila ditelusuri lebih lanjut sumber masalah tidak hanya menjadi kambing hitam, bahkan bila saya simpulkan macet itu hanyalah sebab dari sifat konsumerisasi masyarakat terhadap kendaraan pribadi. jadi secara tidak langsung tuduhan akan bergeser kepada diri kita masing-masing sebagai pengguna setia kendaraan pribadi.
Tindak lanjut dari macet itu sendiri tidak jauh-jauh dari menanamkan sikap menghormati dan menghargai tata krama berlalu lintas. Sejauh ini menurut pandangan saya hal semacam itu sudah tidak berlaku kepada pengguna jalan raya. yang menjadi acuan mereka dalam berlalu lintas yang baik adalah ego, selain itu semua diharamkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar