Sabtu, 10 Mei 2014

Mengintip Calon Lawan Garuda Jaya/ Indonesia u19 di Piala Asia u19 2014 (3)

Uni Emirat Arab
Uni Emirat Arab merupakan salah satu lawan Indonesia di grup B AFC u19 Championship 2014. Di level senior, tim ini merupakan tim yang cukup disegani di kawasan Asia, khususnya Asia Barat. Terbukti tim ini telah merengkuh gelar juara Gulf Cup/Piala Teluk (Turnamen untuk negara-negara kawasan Asia Barat, seperti AFF cup di ASEAN) sebanyak dua kali, pada tahun 2007 dan 2013. Sementara di level Asia, tim ini hanya mencatat dua kali prestasi terbaik, yakni pada Piala Asia 1996 sebagai runner up dan 1992 sebagai juara ke empat. Selebihnya hanya bertahan hingga fase grup.
Tim ini juga telah mencicipi putaran final piala dunia sebanyak satu kali pada tahun 1990 di Italia, dan hanya bertahan hingga fase grup.

U19
Di level u19, prestasi UEA jauh lebih baik. Mencatatkan sepuluh kali lolos ke putaran final, dengan prestasi terbaik menjadi juara pada edisi 2008 yang berlangsung di Arab Saudi. Saat itu mereka mengkandaskan perlawanan Uzbekistan dengan skor 1-2 lewat sepasang gol dari Ahmad Khalil.
Selebihnya, tim ini mencatatkan dua kali posisi 3 (1985 & 1996), tiga kali posisi 4 (1982, 1988, 1992). Di Piala Dunia u20, UEA telah tampil sebanyak 3 kali (1997, 2003, 2009) dengan prestasi terbaiknya mencapai babak perempat final pada tahun 2003 dan 2009. Sementara pada edisi 1997 hanya mencapai babak 16 besar. Satu catatan penting untuk UEA u19 di Piala Dunia u20, tim ini selalu lolos babak fase grup, sehingga bisa dikatakan bahwa tim ini cukup kuat di level junior meskipun pada beberapa kesempatan penampilan yang ditunjukkan cenderung fluktuatif.

AFC u19 Championship 2014
Uni Emirat Arab lolos ke putaran final Piala Asia u19 sebagai juara grup B. Memainkan laga di Yordania, UEA seakan tak terbendung dengan mampu mengantongi 15 gol dan hanya 1 kali kebobolan. Dengan bermodalkan hasil kualifikasi yang meyakinkan serta pemain muda potensial yang dipanen dari kompertisi u19, anak asuh Khalifa Mubarak Alshamsi ini dianggap memiliki potensi untuk menggebrak panggung Piala Asia u19 pada Oktober nanti di Myanmar.
Pemain andalan UEA untuk menghadapi Piala Asia kali ini, dilihat dari performa pada saat babak kualifikasi yakni; Al Hashmi (2 gol), Gheilani (2 gol), dan Al Blooshi (2 gol). Akan tetapi, UEA memiliki pemain belakang andalan, sekaligus kapten tim, dia adalah Abdallah Ghanem. Ghanem merupakan pencetak gol UEA pada laga uji coba pertama saat berhadapan dengan Indonesia u19, di Dubai pada April lalu.

Abdallah Ghanem

Berikut hasil kualifikasi timnas UEA u19:
Yaman      1-2   UEA
UEA           5-0   Maladewa
UEA           6-0   Afganistan
Yordania   0-2   UEA

Klasemen Grup B Kualifikasi Piala Asia u19
1.      Uni Emirat Arab
2.      Yaman
3.      Yordania
4.      Maladewa
5.      Afganistan

Demikian ulasan singkat calon lawan Indonesia u19 di Grup B. Bila dilihat dari treck record nya, lawan yang akan dihadapi terbilang kuat, mengingat calon lawan anak asuh Indra Sjafri merupakan tim langganan Piala Dunia u20. Namun hal tersebut bisa dijadikan motivasi bagi Garuda Jaya untuk dapat memberikan penampilan terbaik demi mencapai hasil maksimal, serta mewujudkan target lolos ke Piala Dunia u20 di Selandia Baru tahun depan.



Jumat, 09 Mei 2014

Dibalik Wawancara Eksklusif dengan Zackia Arfan

Satu lagi pengalaman mewawancarai seorang news anchor, kali ini gue.. bukan gue sih sebenarnya, tapi BPH persma kampus gue lebih tepatnya hehehe.. kali ini gue ikut menemani BPH persma kampus untuk mewawancarai Zackia Arfan untuk keperluan majalah. Awalnya sih kita menargetkan Najwa Shihab, namun karena sepertinya yang bersangkutan lagi sibuk (mendekati pemilu presiden, beberapa pimpinan program news di semua TV pasti lagi sibuk-sibuknya, ditambah lagi jadwal off air Mata Najwa di luar kota), kita pun akhirnya mengalihkan target ke Zackia.
            Untungnya, gak butuh waktu lama untuk mendapat kepastian wawancara dari Zackia, kurang lebih hanya dalam waktu seminggu setelah pengajuan permohonan wawancara via media social, kita udah bisa mewawancarai yang bersangkutan. Selasa, 6 Mei 2014 menjadi hari dimana wawancara dilangsungkan. Berangkat dari Bekasi jam satu kurang, sempet-sempetnya gue salah naik angkot haadeeeeh.. rugi 3000 gue hahaha.. tapi akhirnya sampai juga dikampus satu jam kemudian. Waktu yang mepet untuk menuju kedoya yang gue rasa bakal macet, meskipun kalau naik motor kurang lebih waktu tempuhnya hanya satu jam sih.
            Berangkat dari kampus jam dua siang bareng BPH, kita pun membelah lalu lintas Jakarta yang selalu macet, terutama pada saat mendekati waktu pulang kantor. Untungnya masih bisa nyelip-nyelip, jadinya masih bisa ngejar waktu untuk wawancara. Setelah berpanas-panasan di jalan, sampailah kita di Metro TV, sebenarnya sih udah telat 17 menit dari waktu janjian wawancaranya (janjian wawancara jam tiga sore), sempet deg-degan karena waktu break Wide Shot cuma sejam, berarti kita cuma punya waktu kurang dari 45 menit untuk wawancara Zackia Arfan (tanggal 5-7 Mei, Zackia diminta untuk siaran di Wide Shot menggantikan Prita Laura yang sedang mempersiapkan program Eagle Documentary) .
            Setelah parkir motor dan sedikit rapih-rapih, kita pun melipir ke lobi 1. Di lobi satu kita menunggu kehadiran Zackia yang lagi break siaran, kurang dari semenit Zackia pun muncul dan langsung menyapa kita dengan ramah. Awalnya kita mau wawancara di lobi 1, tapi kemudian Zackia mengajak kita untuk “nongkrong” sambil minum di warung depan Metro Tv, biar lebih santai. Jadi sambil masih mengenakan baju siaran plus make up, Zackia pun melipir ke arah warung disertai kita yang ngintilin dibelakang hehehe..


            Sampai di warung, ternyata udah ada Hariman Chalid yang baru selesai makan gado-gado. Kita pun sempat diperkenalkan kepada Hariman Chalid oleh Zackia, setelah itu wawancara pun  dilangsungkan. Wawancara berjalan kurang lebih sekitar 27 menit ditambah dengan ngobrol-ngobrol sebentar, menurut gue sih Zackia orang nya asik dan gak terlalu jaim mungkin ya, jadi selama wawancara pun si reporter gak terlalu grogi dan bisa menikmati proses wawancara tersebut.
            Mendekati jam empat sore, kita pun diajak Zackia untuk balik ke lobi satu, karena emang Zackianya yang udah harus on air lagi. Oiya, pada waktu Zackia ingin membayar teh botol, ternyata minuman yang kita minum termasuk Zackia udah dibayarin sama Hariman Chalid, pantesan pas gue minum ko’ rasanya jauh lebih enak hahahaha.. baru kali ini gue ditraktir sama news anchor hehehe.. terima kasih ya mas Hariman, maaf dulu suka ngetawain gaya siaran mas yang rada berlibet kalau baca promter hehehe.. pisss.
            Balik lagi ke soal wawancara, berhubung udah hampir jam empat sore, wawancara yang tadinya mau dilanjutkan di lobi satu harus ditunda sampai Zackia selesai siaran. Akhirnya kita pun melipir ke Mesjid untuk sholat dan istirahat sejenak, sambil membuat pertanyaan tambahan untuk lanjutan wawancara nanti. Setelah satu jam menunggu, kita pun kembali menuju lobi satu untuk melanjutkan sesi wawancara yang sempat terpotong. Setelah menunggu sebentar di depan lobi 1, Zackia pun datang menghampiri. Sempat bingung mau lanjutin wawancara dimana, tapi kemudian Zackia mengajak kita ke teras Metro Tv.
            Diteras Metro Tv, wawancara kembali dilanjutkan dengan pertanyaan yang berhubungan dengan pemilu dan independensi media, kira-kira apa ya jawaban dari Zackia Arfan? Hehehehe... Wawancara sesi kedua berlangsung cukup singkat, sekitar 10 menit. Setelah itu, dilanjutkan dengan sesi ngobrol-ngobrol, mulai dari ngobrolin tentang persma gue, siaran, majalah dsb. kemudian diakhiri dengan sesi foto-foto. Oiya, Zackia sempat cerita kalau dia pernah nanya-nanya kepada Lucia Saharui perihal wawancara tersebut, berhubung sebelumnya Lucia Saharui pernah diwawancarai sama gue, jadi dia kayaknya perlu untuk tau kisi-kisi pertanyaan yang akan diajukan pada saat wawancara hehe..



            Sebelum balik, Zackia sempat nawarin kita untuk makan di situ, tapi karena udah kesorean kita pun memutuskan untuk langsung balik aja. Meskipun begitu, Zackia tetap kekeuh ngebekalin kita sebelum pulang, akhirnya kita pun dapet traktiran lagi, kali ini dari Zackia Arfan J.
 Buat yang penasaran, mungkin nanti gue bakal post artikel wawancara eksklusifnya Zackia Arfan, tapi itu setelah majalah kampus gue terbit, jadi ditunggu aja ya buat penggemarnya Zackia Arfan J.

           

            

Minggu, 04 Mei 2014

Mengintip Calon Lawan Garuda Jaya/ Indonesia u19 di Piala Asia u19 2014 (2)

Australia

Australia merupakan salah satu tim yang lolos ke putaran final Piala Asia u19 2014. Di level senior, Australia sudah tidak perlu diragukan kualitasnya. Berangkat dari kawasan Oceania, Australia tidak terbendung disana, hingga akhirnya FFA (Football Federation Australia) memutuskan untuk hijrah ke konfederasi sepakbola Asia (AFC) pada tahun 2006.
Keputusan kepindahan Australia ke zona Asia dikarenakan demi kemudahan mencapai tiket Piala Dunia, hal ini jelas sangat sulit didapat apabila bermain di zona Oceania. Pada zona Oceania, pemenang kualifikasi tidak langsung lolos, melainkan harus melalui babak play off yang biasanya akan mempertemukan wakil Oceania dengan wakil Amerika Selatan. Hal inilah yang menyebabkan sulitnya tim-tim asal Oceania untuk bisa menembus Piala Dunia, lantaran ketimpangan kualitas antara keduanya cukup jauh.
Di level senior, Australia telah mencicipi 4 kali putaran final Piala Dunia, tiga diantaranya didapat setelah hijrah ke federerasi sepakbola Asia, yakni pada tahun 1974, 2006, 2010, dan 2014 yang akan berlangsung di Brasil nanti. Untuk level Asia, Australia berhasil lolos dan tampil di putaran final sebanyak tiga kali (2007, 2011, dan 2015), dengan prestasi tertinggi menjadi runner up di tahun 2011.

U19
Di level u19, Australia merupakan tim yang kuat dan sering menjadi langganan Piala Dunia u20. Tehitung sudah 15 kali Australia tampil di Piala Dunia u20, dengan pencapaian terbaik mencapai semifinal di edisi 1991 dan 1993.
Di level Asia, debut Piala Asia u19 didapatkan pada tahun 2006, kala itu mereka mampu mencapai babak perempat final, sebelumnya akhirnya dijungkalkan Korea Selatan. Pada edisi 2008, 2010, dan 2012, Australia selalu lolos menembus babak semifinal bahkan pada tahun 2010 berhasil menembus babak final. Namun, upaya Australia untuk meraih gelar Asia pertamanya dapat digagalkan Korea Utara, Australia takluk 3-2 lewat tiga gol dari Jong Il Gwan.
Sebelum bergabung dengan AFC, Australia begitu merajai Oceania, hal tersebut dapat dilihat dari 12 gelar juara yang didapat Australia di kawasan Oceania, pencapaian terburuk yang mereka dapat hanya satu kali menjadi runner up pada tahun 1980.

AFC u19 Championship 2014
Australia lolos ke putaran final dengan status runner up terbaik, yang tergabung di grup F bersama Vietnam, Hong Kong, dan China Taipei. Anak asuh Paul Okon “hanya” mengoleksi 11 gol dan kemasukan 5 gol, hal ini masih kalah dengan jumlah yang dihasilkan pemuncak klasemen, Vietnam, yakni 16 gol dan 3 kemasukkan.
Pada babak kualifikasi, Australia yang sebelumnya tampil superior ternyata harus mengakui keunggulan Vietnam di pertandingan terakhir dengan takluk 1-5. Satu-satunya gol yang dicetak pada pertandingan itu dilesakkan oleh Peter Skapetis. Hal ini cukup mengejutkan, mengingat sejarah Australia yang cukup superior di Piala Asia u19 sejak keikut sertaannya di tahun 2006.
Pada Piala Asia u19 kali ini, Australia diperkuat beberapa pemain dengan kualitas mumpuni, baik yang merumput di liga Australia ataupun yang berasal dari klub-klub liga Inggris. Ada beberapa pemain yang diperkirakan akan menjadi tulang punggung Australia di putaran final Oktober nanti, mereka adalah Peter Skapetis (QPR/Inggris), Daniel de Silva (Perth Glory/Australia) serta pemain-pemain yang merumput di liga Eropa.
Salah satu pemain yang menonjol di tim Australia pada babak kualifikasi adalah Peter Skapetis. Pemain yang merumput bersama QPR ini merupakan pencetak gol terbanyak untuk Australia di babak kualifikasi. Pada pertandingan pembuka, dia mengantarkan Australia unggul telak atas Hong Kong dengan skor 7-0, lewat sumbangan empat golnya, Skapetis menjadi pemain paling produktif di babak kualifikasi. Total lima gol telah dicetaknya pada babak kualifikasi (empat ke gawang Hong Kong, satu ke gawang Vietnam).

Peter Skapetis
Sebelumnya gue sempat melihat rataan skill para pemain Australia pada game Soccer Manager, disitu ada beberapa pemain Australia yang secara skill cukup mumpuni untuk pemain usia 19 tahun ke bawah. Seperti Daniel de Silva yang mempunyai nilai 80, atau Awer Mabil dengan nilai 77. Kalau dilihat dari nilai-nilai tersebut, kualitas para pemain muda Australia hampir sama dengan kualitas timnas senior Indonesia (sampai saat ini pemain dengan nilai tertinggi di timnas senior Indonesia di miliki Sergio Van Dijk dengan nilai 80).
Tapi bagaimanapun kekompakkan tim jauh lebih penting dari sekedar skill individu, mudah-mudahan Indonesia u19 bisa tampil lebih baik dan tetap waspada terhadap calon lawan termasuk Australia, meskipun Indonesia lolos dengan status juara grup di babak kualifikasi.

Daniel de Silva (Soccer Manager)
Berikut hasil kualifikasi timnas Australia u19:
Australia        7-0   Hong Kong
China Taipei  0-3  Australia
Australia        1-5   Vietnam

Klasemen Grup F Kualifikasi Piala Asia u19 2014
  1. Vietnam
  2. Australia
  3. Hong Kong
  4. China Taipei

Mengintip Calon Lawan Garuda Jaya/ Indonesia u19 di Piala Asia u19 2014 (1)


Piala Asia u19 tinggal enam bulan lagi. 16 kontestan pun sudah dibagi kedalam 4 grup pada akhir April lalu, dan seperti yang sudah kita tau Indonesia tergabung kedalam grup B, bersama dengan Uzbekistan, Australia, dan Uni Emirat Arab. Lantas, bagaimana kualitas para calon lawan Garuda Jaya di Myanmar nanti? Berikut ulasannya:

Uzbekistan 

Uzbekistan merupakan negara pecahan Uni Soviet, saat ini tergabung ke dalam kawasan Asia Tengah. Dalam level senior, sepakbola Uzbekistan termasuk ke dalam tim kuat di kawasan Asia, hal itu terbukti dari lolosnya Uzbekistan ke Piala Asia sejak tahun 1996 secara berturut-turut. Pencapaian terbaik yang pernah mereka capai ialah pada Piala Asia 2011 di Qatar, yang mana pada saat itu mereka berhasil menempati peringkat keempat.
Lalu bagaimana dengan level junior, atau lebih tepatnya u19? Kurang lebih sama dengan seniornya, Uzbekistan u19 termasuk ke dalam tim kuat. Terhitung sudah enam kali tim ini mentas di Piala Asia u19, dari 2002, 2004, 2008, 2010, 2012, dan 2014 Oktober nanti. Prestasi yang dicapai pun terbilang cukup baik, yakni dengan menjadi Runners-up di Piala Asia u19 edisi 2008. Saat itu mereka takluk dari Uni Emirat Arab dengan skor 2-1.
Selain Piala Asia, negara pecahan Uni Soviet ini juga pernah lolos ke Piala Dunia u20 sebanyak tiga kali. Penampilan pertama mereka terjadi pada tahun 2003, saat itu langkah mereka hanya sampai babak penyisihan grup saja, pun demikian pada penampilan kedua mereka pada tahun 2009. Di tahun 2013, Uzbekistan mengukir prestasi terbaiknya selama keikutsertaannya di Piala Dunia u20, dengan mampu lolos hingga babak perempat final.
Sebelumnya, di babak 16 besar mereka berhasil membungkam Yunani dengan skor 3-1. Pada perempat final, langkah mereka terhenti kala berjumpa dengan tim ayam jantan Prancis, yang kemudian keluar sebagai juara turnamen, dengan skor telak 0-4.

AFC u19 Championship 2014
Uzbekistan u19 lolos sebagai salah satu Runners-up terbaik pada Kualifikasi Piala Asia u19, kalah bersaing dengan Qatar u19 yang lolos langsung sebagai juara grup A babak kualifikasi. Anak asuh Sergery Lushan tersebut mengoleksi perolehan 11 gol dengan jumlah kemasukan 2 gol, hasil tersebut masih kalah dari torehan Qatar yang mampu mengoleksi 13 gol dengan kebobolan sebanyak 1 gol.
Di Piala Asia u19 tahun 2014 ini, Uzbekistan membawa beberapa pemain yang diantaranya diperkirakan akan menjadi pemain kunci bagi tim tersebut. mereka adalah Bobir Davlatov (Rubin Kazan/Rusia) dan Eldor Shomurodov (Mash’al Mubarek/Uzbekistan), kedua pemain tersebut menjadi pencetak gol terbanyak bagi Uzbekistan pada babak kualifikasi. Bobir Davlatov (2 gol), Eldor Shomurodov (3 gol).
Ada tiga klub yang menjadi penyumbang pemain terbanyak untuk skuad asuhan Sergery Lushan, klub tersebut adalah; Bunyodkor (6 pemain), Pakhtakor (5 pemain), Mash’al Mubarek (4 pemain).

Bobir Davlatov

Berikut hasil kualifikasi timnas Uzbekistan u19:
Tukmenistan 0-1  Uzbekistan
Uzbekistan    5-0   Nepal
India               0-3   Uzbekistan
Uzbekistan    1-2   Qatar

Klasemen Grup A kualifikasi Piala Asia u19 2014
1.      Qatar
2.      Uzbekistan
3.      India
4.      Turkmenistan
5.      Nepal