Rabu, 17 Juli 2013

Tabloid, Karikatur, dan Lucia Saharui

Masih ingat dengan postingan tentang “di balik wawancara eksklusif dengan Lucia Saharui” ??? nah postingan kali menceritakan tentang kelanjutan dari cerita tersebut, dimana kali ini gue bertugas dengan senang hati, ikhlas, lilahi ta’ala mengantarkan Tabloid kampus yang udah terbit ke nara sumber, yang tidak lain dan tidak bukan adalah Lucia Saharui.
            Setelah terbitnya Tabloid kampus pada minggu kedua bulan Juli lalu, gue berinisiatif untuk menghubungi sang nara sumber (narsum) gue, untuk sekedar memberitahukan perihal (ini baku banget gue nulisnya ckckc) terbitnya Tabloid kampus gue. Selain itu juga untuk menentukan waktu kapan tabloid tersebut bisa diantarkan, mengingat Lucia sendiri cukup sibuk, jadinya gak bisa asal datang dan harus membuat janji dulu ke orangnya.
            Akhirnya di putuskanlah waktu ketemuannya, yakni Selasa 16 Juli 2013. Awalnya Lucia minta gue dateng sekitar pukul 11.00 WIB seperti pada pertemuan sebelumnya. Namun, sehari menjelang hari H waktunya dirubah menjadi pukul 14.30 WIB setelah siaran (khusus bulan Ramadhan, program Wideshot Metro Tv tayang hingga pukul 15.00 WIB) di Lobi 1. Deal.. waktu dan tempat disepakati.
            Hari H !!! Berhubung bulan puasa dan janjiannya siang menjelang sore, gue agak sedikit berleha-leha, gak seperti pada waktu liputan yang udah siap dari awal. Karena masih ngantuk, gue pun memutuskan untuk tidur sebentar (yang pada kenyataannya tidak sebentar). Bangun pukul 10.35 WIB. What !!!??? Sedikit panik, tapi karena merasa masih lama jadinya ya gak terlalu buru-buru juga. Masih sempet buka buka komputer, cek facebook dan twitter.
            Menjelang siang, sekitar pukul 11 lewat gue pun mandi, tidak lupa menggosok gigi, habis mandi kubantu ibu, merapikan tempat tidurku.. *singing. Setelah mandi gue pun berpakaian (yaiyalah..) Setelah itu Sholat Zuhur, biar tenang dan gak keburu – buru di jalan. Berangkat pukul 12.30 WIB, termasuk santai untuk orang yang punya janji pukul 14.30 WIB, di Kedoya, berangkat dari Bekasi, naik angkot pula ckckc..
            Di tengah jalan menuju Kampus, ternyata lalu lintas siang itu padat bin rame. Itu jalan raya bekasi macetnya bukan main, dari angkot, sepeda motor, mobil pribadi, sampe kontainer campur jadi satu. Udah mulai khawatir, karena takut telat lantaran macetnya emang parah banget. Ditambah lagi ada perbaikan jembatan di Pulo Gadung, yang udah pasti macetnya jadi lebih parah dari biasanya.
            Sekitar pukul 13.35 WIB, sempet iseng untuk buka message dan ternyata Lucia mengirim message baru yang isinya meminta gue datang lebih awal, yakni puku 14.00 WIB. Alamak !!! gue aja baru sampe Pasar Pulo Gadung (mulai panik). Setelah turun di dekat shelter Transjakarta, gue pun langsung bergegas membeli tiket kemudian melipir ke dalam barisan penumpang yang sedikit jumlahnya. Untungnya bus Transjakarta langsung datang, jadi gak perlu nunggu lama lagi.
            Di dalam Transjakarta gue sempet membalas message dari Lucia, yang isinya menjelaskan kalau gue gak bisa dateng secepat itu dan akan berusaha secepatnya untuk sampai. Setelah sampai di kampus, gue pun langsung mengajak temen satu organisasi untuk segera berangkat ke Metro Tv. Di tengah jalan, kami mampir sebentar ke toko bingkai untuk mengambil Karikatur yang diinapkan semalam untuk dipasangi bingkai, yang dimaksudkan sebagai kenang – kenangan untuk Lucia. Oiya, Karikatur yang gue bawa kebetulan dua, satu untuk Lucia dan satu lagi untuk *Zackia Arfan.


*Sebelumnya organisasi gue sempat mengadakan acara Coaching Jurnalisme Warga dari Wideshot. Kebetulan pada saat itu gue juga memberikan kenang –kenangan berupa karikatur kepada pembicaranya, Produser Wideshot, Bapak Syaifudin yang lebih akrab disapa Kang Syaif. Karena sebelumnya sempat diberitahu bahwa akan ada salah satu Anchor yang hadir maka gue pun membuat juga karikatur para Anchor program Wideshot (minus Lucia), tapi karena waktu yang mepet akhirnya baru jadi satu aja karikatur untuk Anchornya, yakni Karikaturnya Zackia Arfan. Namun, berhubung para Anchor sedang berhalangan (Lucia libur, Zackia lagi persiapan ke Palembang untuk acara serupa, Sumi Yang lagi tugas di booth Metro Tv di PRJ, Robert liputan tentang Taufik Kiemas) jadinya karikaturnya pun gak sempet diserahkan pada saat itu.
            Singkat cerita, setelah berjuang mengarungi padatnya lalu lintas Jakarta siang itu ditambah teriknya matahari, kamipun sampai di Metro Tv pukul 15.14 WIB. Berhubung udah mau masuk waktu Ashar, kamipun rehat sejenak di Mesjid Metro TV yang dekat dengan area parkir. Selepas Sholat, kamipun segera bergegas ke Lobi 1 untuk menemui Lucia. Sedikit waswas dan merasa gak enak hati lantaran molor jauh dari waktu yang sudah disepakati.
            Setelah berjalan kaki sebentar dari Mesjid ke Lobi 1 yang letaknya gak terlalu jauh dari area parkir, kamipun sampai juga di sana. Begitu masuk, kamipun menemui resepsionis untuk menjelaskan maksud dan tujuan kedatangan kami, setalah itu kami dipersilahkan menunggu di sofa yang jumlahnya cuma ada dua, sisanya ditaruh di teras lobi yang mana digunakan sebagai tempat menunggu taxi atau mobil jemputan yang memang selalu hilir mudik di sana.
            Dengan sedikitnya jumlah kursi yang ada, membuat tamu lain yang mungkin lebih penting serta para anchor yang baru keluar dari news room mau gak mau harus mencari tempat lain untuk menunggu, secara sofa yang ada udah ditempati oleh kita berdua hehe.. enak gak enak juga, lantaran kita dateng cuma untuk menyerahkan Tabloid dan Karikatur aja hehehe..
            Sambil menunggu, gue pribadi gak terlalu ada kerjaan, paling – paling cuma bolak balik halaman Tabloid yang gue bawa. Sebenarnya ada sih bacaan lain, apalagi kalau bukan harian Media Indonesia. Tapi karena emang udah capek jadi gak mood untuk ngapa – ngapain, kecuali menunggu dan berharap Lucia cepat datang menemui kita.
            Kalau pada pertemuan sebelumnya gue cuma ngeliat satu – dua Anchor aja yang mondar mandir di Lobi Grand Studio, kali ini gue ketemu lebih banyak lagi. Diawali dengan munculnya Maria Kalaij yang lewat di depan Lobi 1 dari arah Grand Studio. Lucunya, dia lewat sambil memperhatikan kita yang lagi nunggu di Lobi 1 dengan seksama, mungkin dia mengira kita ini narsum untuk salah satu program, tapi program apa ya? hahaha..
            Tidak lama berselang, masuklah Qudsiah Firdausi, salah satu reporter yang cukup sering muncul di layar Metro tv dengan liputan – liputannya. Kemudian dari dalam Newsroom muncullah sosok tinggi besar yang tidak lain adalah Dalton Tanaka dan Nina Melinda, yang langsung melipir keluar menuju taxi yang udah menunggu. Kemudian muncul juga Boy Noya dari dalam sambil celingak celinguk di Lobi, menunggu tamu. Sepintas dia meilhat ke arah kami namun secara seksama, mungkin mencoba mengira – ngira kita ini narsum untuk program apa atau tamu siapa hehe..  Setelah sang tamu datang, dia pun langsung mengajak sang tamu untuk masuk ke dalam dengan mengenakan ID Guest.
            Cukup banyak Anchor yang mondar – mandir di sana pada saat itu. Ada Indra Maulana yang pada saat keluar dari dalam tertawa dengan suara yang agak berat, disertai dengan Zelda Savitri dan beberapa orang lainnya. Zelda Safitri ternyata mungil sekali. Tidak lama, muncul Iqbal Himawan menyusul di belakang mereka beriringan melipir ke arah teras Lobi. Cukup lama Anchor-anchor tersebut ngobrol di teras Lobi, hingga akhirnya satu persatu dari mereka pun berlalu, tinggallah Iqbal Himawan sambil senyam senyum ngobrol bareng dengan beberapa orang yang masih ada di sana. Kemudian, beberapa saat setelah itu, di luar lewatlah Rory Ashary dari arah Grand Studio sambil cengar cengir ke arah beberapa orang yang lagi duduk di teras Lobi 1.
            Setelah menunggu beberapa saat, akhirnya datanglah Lucia dari luar. Mengenakan baju biru, dipadu dengan rok abu – abu serta sepatu hak warna silver. Dari penampilannya kayaknya sih ini baju yang tadi dikenakan pada saat siaran Wideshot. Sembari menelpon, Lucia pun masuk dan menghampiri kami, kemudian bersalaman. Sepertinya sih sedang berbicara dengan temannya, tidak lama setelah itu Lucia pun menutup telponnya dengan mengatakan kepada lawan bicaranya, bahwa dia sedang ada tamu.
            Setelah menutup telpon, Lucia pun menyapa kami dengan ramah. Meski terlihat agak letih lantaran memang baru aja sampai dari luar untuk bertemu dengan temannya.
Lucia: “dari jam berapa tadi sampenya?”
Gue : “dari jam 15.14 WIB mbak, terus tadi mampir dulu ke Mesjid untuk Sholat”
Lucia: “ooo.. macet ya? tadi saya juga ke luar sebentar kan ketemu teman. Gak jauh sih tapi macet banget”
Gue: “ iya mbak, tadi emang macet banget di jalan”
Lucia sempat menanyakan soal hadiah CD yang gue menangkan di quiz Wideshot Top Ten
Lucia: “udah dapet CD nya?”
Gue: “udah mbak, waktu itu udah dianter ke rumah hadiahnya”
Lucia: “dapet CD apa waktu itu?”
Gue: “CD Anggun mbak”
Lucia: “kita juga nanti mau adain quiz loh untuk Wideshot Box Office. Nanti hadihnya dapet tiket nonton gratis. Tapi itu nanti masih beberapa minggu lagi.”
Gue: “ooo.. gitu mbak, wah nanti bisa ikutan lagi nih hehe”
            Setelah berbincang – bincang sebentar, gue pun langsung menyodorkan Tabloid yang gue janjikan ke dia. Dia pun menerimanya dan langsung mengamati Tabloid tersebut dengan seksama,
Lucia: “Industria..”, ucapnya kala membaca nama Tabloid tersebut.
Gue: “maaf mbak, kalo kurang bagus hasilnya”
Lucia: “gak ko’, bagus. Kan saya udah liat sebagian pas di kasih tau itu” (sebelumnya gue sempat mengirim foto tampilan artikel yang memuat Lucia melalui message)
            Sembari membolak balik satu persatu halaman, Lucia sempat menanyakan beberapa pertanyaan seputar Tabloid tersebut, dari waktu terbit hingga tema-tema yang biasa diangkat.
             Ditengah – tengah perbincangan, Lucia pun terhenti di halaman tengah Tabloid yang memuat foto-foto event Coaching Jurnalisme Warga Wideshot.
Lucia: “ini apa nih...? Ooo.. ini waktu Coaching itu ya?”
Gue: “iya mbak”
Lucia: “Siapa waktu itu yang dateng presenternya?”
Gue: “gak ada mbak, kebetulan kan waktu itu lagi pada berhalangan Anchornya”
Lucia: “ini yang sama mas Rony (Panengah) ya?”
Gue: “bukan mbak, waktu itu sama pak Syaifudin”
Lucia: “ooo.. iya, iya.. waktu itu emang lagi pada gak bisa hmm..”
Temen Gue: “iya, katanya waktu itu anchor nya lagi persiapan untuk berangkat ke Palembang”
Gue: “iya, itu Zackia Arfan yang ke sana”
Lucia: “hmm.. iya iya, waktu itu juga emang pada bentrok waktunya jadi pada gak bisa. Sumi (Yang) juga waktu itu lagi di booth PRJ, terus kalau Robert (Harianto).. Robert kemana ya waktu itu?”
Gue: “Hmmm.. gitu ya”
            Di sela – sela perbincangan itu gue pun menyerahkan Karikatur yang sebelumnya udah gue janjikan kepada Lucia sebagai kenang – kenangan dari kami. Lucia pun menerimanya sambil tertawa.
Lucia: “aduh.. ini lagi ngapain gue nih? Hahaha..”
Gue: “hehehe.. itu saya buat sendiri loh mba, maaf ya kalo kurang bagus dan aneh. Sama yang ada di cover itu juga saya yang buat gambarnya”
Lucia: (sambil melihat cover) “oya? Oke.. yaaa namanya juga karikatur ahhehhee.. hmm kalo sepatunya sih emang mirip sepatu saya nih”
Gue: “iya, kan saya sempet ngamatin, dan kebetulan mbak pernah pake sepatu itu, jadinya ya saya buat juga di karikaturnya”
Lucia: “Kalo bajunya.. saya gak tau kapan pake baju ini. Kayaknya gak pernah ya? kalo waktu di Discover (Indonesia) gak pernah juga pake baju yang ini”
Gue: “kalo baju, saya emang gak ngikutin baju yang biasa mbak pake, jadi saya buat sendiri”
Lucia: “oo.. hmm..”    
Gue: “Sebetulnya kita juga ada karikatur untuk Zackia Arfan mbak, tapi berhubung gak dateng, akhirnya gak jadi dikasih deh”
Lucia: “Oh gitu..”
            Pada saat berbincang – bincang dengan Lucia, beberapa Anchor masih terlihat berlalu lalang di Lobi 1. Diantaranya ada Widya Saputra (Anchor yang satu ini paling sering keliatan, jadi buat para penggemar Widya Saputra jangan khawatir gak bakal ketemu dia kalau lagi ke Metro Tv. Anchor yang satu ini selalu seliweran baik di Lobi Grand ataupun di Lobi 1). Selain Widya Saputra, ada juga Anisha Dasuki yang menyusul di belakang Widya. Mereka sempat melihat kearah kami pada saat celingukan ke arah luar mencari – cari sesuatu (mungkin taxi). Selain itu juga ada Yohana Margareta yang keluar menuju taxi yang sudah menunggunya sedari tadi. Tidak lama berselang, masuklah Putri Ayuningtyas ke dalam Lobi menuju Newsroom. Pada saat melewati kami, dia sempat melihat ke arah kami, begitu juga gue yang ngeliat ke arah dia. Sempet liat – liatan, mukanya sayu banget kalau tanpa make up. Sambil menggendong ransel, dia pun melipir masuk ke dalam Newsroom.
Di tengah – tengah perbincangan tiba – tiba pak Syaifudin atau kang Syaif datang menemui kami. Ternyata Lucia sebelumnya menghubungi beliau melalui BBM, memberitahu tentang kedatangan kami yang bermaksud untuk membagikan Tabloid (kebetulan kita bawa 10 eksemplar).
            Setelah bersalaman kamipun berbincang – bincang mangenai program coaching beberapa waktu yang lalu. Membahas tentang perkembangan peserta coaching yang sudah mengirimkan hasil karya jurnalisme warga nya setelah mengikuti pelatihan di kampus kami. Sambil membolak – balik Tabloid, pak Syaifudin menceritakan tentang acara serupa yang diadakan setelah acara coaching di Kampus kami. Bermacam – macam ceritanya, ada yang pesertanya sedikit lantaran sebelumnya ada acara keluar kota yang akhirnya tidak jadi dilaksanakan coachingnya, kemudian ada juga yang acara sudah jalan, namun ditengah – tengah acara sebagian besar peserta meninggalkan ruangan lantaran ada kegiatan lain, dsb.
            Ketika sedang asik membolak-balik halaman, tiba – tiba dia terhenti di satu halaman, yakni halaman yang memuat artikel tentang Lucia Saharui.
Pak Syaif: “wah.. ini kapan Lus?”
Lucia: “waktu itu, udah lama sih. Beberapa minggu lalu ya?”
Gue: “udah beberapa bulan mbak”
Lucia: “kapan ya wawancaranya?”
Gue: “yang saya inget sih waktu itu hari Kamis mbak”
            Lucia sempat memberitahu kepada pak Syaifudin tentang karikatur untuk Zackia, pak Syaifudin pun mengatakan tadi sempat melihat Zackia duduk di suatu tempat sambil mengenakan jaket / sweeter / something. Setelah ditanyai tentang keadaannya, Zackia mengatakan dirinya sedang sakit, kena gejala Tifus. Hal ini membuat Lucia dan kami yang ada di sana prihatin, terlebih gue, yang gak nyangka kalau Zackia lagi sakit, lantaran pada saat tampil membawakan Oase Ramadhan dia terlihat cukup segar bugar tanpa ada tanda – tanda sedang sakit.
            Oke, dari situ sedikit ada gambaran tentang kerasnya dunia jurnalis yang tidak kenal lelah dan waktu. Kapanpun dan dalam kondisi apapun, seorang jurnalis harus siap apabila dibutuhkan. Tapi dalam kasus ini, gue cukup kasihan juga sama Zackia, karena dari minggu lalu selalu tampil di TV, baik pada saat siaran di Wideshot, Sisi Berita, maupun Oase Ramadhan. Untuk Sisi Berita sendiri sebetulnya tidak selalu live, terkadang juga ada tapingannya. Tapi bagaimanapun, yang namanya manusia kan butuh istirahat, produktifitas seseorang akan semakin baik apabila orang tersebut bekerja pada kondisi terbaiknya.      
            Selain Zackia Arfan ternyata ada juga Anchor yang sedang sakit, yakni Fessy Alwi yang sempat terkena Tifus beberapa waktu lalu. Hal ini diungkapkan Lucia kepada pak Syaifudin ketika mendengar bahwa Zackia sedang mengalami gejala Tifus. “Kayak gak ada orang lain aja..”, ucap mereka.
            Kurang lebih sekitar 30 atau 45 menit berbincang – bincang di Lobi 1, setelah sebelumnya sempat mengabadikan momen lewat foto bareng dengan Pak Syaifudin dan Lucia, sebagai bukti bahwa Tabloidnya sudah ke tangan narsum dan pak Syaifudin. Selain itu juga gue sekalian minta foto bareng dengan pose Lucia sedang memegang Karikatur, buat kenang – kenangan hehe. 




Dikarenakan waktu yang sudah semakin sore, akhirnya kamipun pamit undur diri. Sebelumnya gue menitipkan karikatur Zackia kepada Lucia lantaran yang bersangkutan sedang shooting Oase Ramadhan di Mesjid Cut Meutia.
  Setelah di beri tahu bahwa di Mesjid menyediakan Ta’jil untuk berbuka, kamipun memutuskan untuk berbuka puasa di Mesjid Metro Tv.
Pak Syaif: “di Mesjid juga suka ada Ta’jil ko”
Lucia: “iya, tanggung, sekalian disini ajalah (bukanya)”
            Ada satu momen yang terjadi sekitar beberapa detik yang cukup bikin Ge er. Ketika sedang merapikan tas, tiba – tiba Lucia berkata:
Lucia: “Hilman kalau di foto keliatan gemuk ya, padahal aslinya enggak loh”
Gue: “masa mbak?”
Lucia: “iya, saya kira tadinya gemuk orangnya, ternyata enggak hehe”
Gue: “hehehe..”
            Setelah bersalaman dan mengucapkan terima kasih kepada pak Syaifudin dan Lucia, kamipun melipir keluar Lobi menuju Mesjid untuk menunggu waktu berbuka puasa.