Setelah
membayar tiket masuk sebesar Rp 3000,- kami pun masuk ke dalam kompleks
pariwisata yang lokasinya sangat dekat dengan pusat kota. Sambil menunggu hujan
reda, kami beristirahat sejenak di dalam Mesjid yang kemarin sempat kita singgahi
di hari ke-dua.
Sekitar pukul 16.25 WIB hujan pun
mereda, meskipun masih menyisakan gerimis kecil namun tidak menyurutkan
semangat kita (lebay) untuk menyusuri tempat wisata yang di dalamnya masih terdapat perkampungan warga ini. Tujuan
pertama kita adalah “Kura-Kura Ocean Park”. Tempat pengamatan ikan,
semacam Sea World ini sebenarnya baru
dibangun beberapa tahun yang lalu, dengan tiket masuk sebesar Rp 12.500,- kita
bisa menjelajahi bangunan berbentuk penyu (tapi kenapa namanya Kura-Kura Ocean
Park ya?) tersebut sepuasnya .
Bangunan berlantai dua ini memiliki
dua bagian di dalamnya. Bagian pertama di lantai dasar, terdapat akuarium kecil
dan besar yang mengelilingi akuarium raksasa di tengahnya. Sementara di dekat
pintu masuk terdapat kolam besar yang berisi penyu (mirip kolam sentuh di Sea
Worl). Di lantai atas bangunan, hanya terdapat beberapa jenis permainan
kecerdasan untuk anak-anak kecil, mungkin ini playground untuk anak-anak yang
bosan melihat ikan. Dari sini, bisa terlihat bagian atas akuarium raksasa yang
menjadi pusat bangunan .
Karena kebetulan kita datang terlampau sore, maka tidak banyak waktu untuk menikmati seluruh tempat di dalam bangunan tersebut. Sebenarnya bangunannya tidak terlalu luas, bahkan terlampau kecil untuk tempat pengamatan ikan. Mungkin karena jumlah wisatawan Pantai Kartini tidak terlalu banyak, maka bangunannya pun dibuat minimalis (ngarang bebas).
Dari Kura-Kura Ocean Park, Kita pun
beranjak ke bagian timur pantai. Di sini terdapat lapak-lapak pedagang yang
sudah tutup, kemudian terdapat balai/ gazibu di tengah-tengah lapak yang berfungsi sebagai tempat para pengunjung
untuk duduk-duduk sambil menikmati suasana pantai dengan semilir angin
sepoi-sepoinya sembari menyantap berbagai jenis jajanan. Karena gak ada pedagang
yang masih buka, kitapun cuma duduk-duduk di kursi yang banyak berjejer di
bibir jalan paving (Pantai Kartini tidak memiliki area berpasir, lantaran
sebagian besar sudah di buat track untuk bersepeda ataupun jalan dan lari).
Karena hari sudah semakin sore,
kamipun pulang meninggalkan tempat wisata andalan Kabupaten Jepara tersebut
dengan berjalan kaki (hadeeeeeeh jalan kaki lagi). Karena suasana jalan yang
lengang serta minimnya polusi membuat perjalanan menuju alun-alun menjadi
nyaman. Udara yang segar meskipun udah sore semakin menambah nikmatnya suasana
sore di bumi Kartini.
Kurang lebih 2 Km berjalan kaki dari
Pantai Kartini, akhirnya sampailah kita di alun-alun Jepara. Karena udah masuk
waktu Maghrib juga, kita pun mampir dulu ke Mesjid yang ada di sebelah Kompleks
Museum Kartini. Selepas Maghrib, kita pun beranjak menyusuri trotoar (di Jepara
trotoarnya rapiiiiiiiiih dan layak pakai, jadi sangat nyaman digunakan bagi
pejalan kaki) menuju ke pusat jajanan Jepara.
Karena masih sore, sekitar pukul
18.30 WIB kondisi pusat jajanannya pun belum terlalu ramai pembeli, jadi
sedikit lebih leluasa milih tempat makannya. Karena yang dijual bukan makanan
khas Jepara, bingung juga mau pilih yang mana, karena sebagian besar makanan
yang dijumpai gak beda jauh sama yang ada di Jakarta.
Sempet muter-muter sebentar, akhirnya
lima orang dari rombongan memutuskan untuk makan sate dan sisanya termasuk gue
milih makan mie godok ajalah. Kebetulan yang jual masih saudaraan sama Pakde
nya temen gue, jadi dijamin rasanya gak kalah enak dari yang pernah gue coba
sebelumnya.
Bagi gue, ini kali pertama gue nyoba
mie godok/ mie rebus yang dijual gerobakan (lebih tepatnya pertama kali sejak
belasan tahun lamanya). Setelah kenyang makan di pusat jajanan kita pun
memutuskan untuk .. untuk kemana ya??? gue lupa hehehehe.. wajar lah udah lama
juga nih kejadiannya, baru gue tulis sekarang.
Oh iya.. selepas makan malem, kita
berdelapan jalan kaki ke alun-alun, sembari menikmati suasana malam Jepara.
Secara malam itu malam terakhir kita di Jepara, jadinya kita pengen menikmati
suasana alun-alun kota kayak malem kedua kita di sana. Tapi sayangnya malam itu
kondisi alun-alun sepi melompong, cuma ada beberapa anak gaul Jepara yang
nongkrong di depan Museum Kartini. Jadi kitapun cuma sekedar duduk-duduk di bangku
pot yang ada di pinggir alun-alun.
Karena gak ada yang bisa dinikmati
di sana, gak sampe 20 menit kitapun melipir pulang. Waktu itu kurang lebih
pukul 20.30/21.00 WIB, tapi kondisi jalan udah lengang dan udah sepi banget.
Toko-toko di SCJ pun udah banyak yang tutup, emang begini kali ya susana kota
kecil, tapi justru suasana beginilah yang bikin betah, yang gak akan bisa
ditemuin di Jakarta (jam 9 malem aja masih kena macet di jalan). Tadinya
sebelum pulang sempet mau ngelaundry baju kotor 3 hari sebelumnya yang udah
numpuk di tas. Tapi karena satu dan lain hal, kita gak jadi untuk nyuci baju di
sana.
Kamis, 21 Februari 2013. Selepas
mandi dan sarapan kitapun berbenah mengemas barang bawaan, setelah pamit dengan
yang punya rumah sambil mengucapkan terima kasih kitapun beranjak menuju Pul
travel yang letaknya sangat amat super duper deket dari rumah. Sayangnya satu
temen gue gak bisa ikut, baru bisa pulang hari sabtu secara ibunya nyusul ke
rumah Budenya (tempat kita nginep) dua hari sebelumnya, jadinya dia pulang
bareng sang nyokap.
Pukul 11.00 WIB mobil travel mulai
beranjak meninggalkan Jepara, menuju Semarang (oh iya, cuaca hari itu entah
kenapa cerah banget, seakan-akan gembira melihat kita yang mau balik ke Jakarta
ckckc). Meskipun kereta yang akan kita tumpangi baru berangkat pukul 19.00 WIB
tapi ya namanya orang “udik” maunya muter-muter dulu di sana, meskipun pada
kenyataannya gak sempet muter-muter. Karena selain gak tau jalan, kondisi jalan
kota Semarang yang gak jauh beda sama Jakarta membuat kita urung untuk
melaksanakan niat kita sebelumnya.
Pukul 19.15 WIB kereta Tawang Jaya yang kita
tumpangi pun beranjak meninggalkan ibu kota Jawa Tengah yang seumur hidup baru
2 kali gue datengin. Pertama, waktu hari senin pas baru sampe, kedua, ya pas
pulangnya itu hehehehe.. mudah-mudahan masih bisa dateng ke sana lagi, pengen
banget sih keliling Semarang. Tapi sayangnya gak punya kawan yang bisa diajak
jalan-jalan ke sana, yang bener-bener tau seluk beluk kota tersebut. Mungkin
ada salah satu dari kalian yang mau temenin gue jalan-jalan di kota Semarang???
TAMAT