Minggu, 28 November 2010

Mendung

Mendung, entah kenapa gue begitu suka dengan mendung. Suasananya, anginnya, serta baunya, hoooofffft....... seakan jiwa ini bisa bebas dan tentram di dalamnya. Terkadang gue menikmati mendung sambil mendengarkan lagu, lagu apa aja yang menurut gue bisa pas sama suasana mendung tersebut, rasanya enak banget deh kalo udah kayak gitu sambil tiduran pula.

Beberapa Gambar dari atas kampus











The Next Laskar Pelangi



















Ini dia the next laskar pelangi, kompak banget, sampe kencing pun berjamaah hehehe

Sabtu, 27 November 2010

Indonesia 6--0 Timor-Leste (November 21, 2010)

Kita menang lawan Timor Leste yang sering kita sebut sebagai tim lemah dengan skor 6-0, tapi taukah bahwa kemenangan besar yang kita banggakan itu tidak berarti apa2 bila dilihat dari prestasi negara asia tenggara lainnya yang selevel dengan Indonesia, seperti Malaysia pernah menggebuk Timor Leste dengan skor telak 11-0 pada SEA Games 2009 lalu di Laos. Sementara tim yang lebih tangguh lagi yakni Thailand mampu menaklukan timnas negara yang dulunya pernah menjadi salah satu provinis di Indonesia itu dengan skor 8-0 dan 9-0 (masing2 pada turneman yang berbeda). Bila dibandingkan dengan hasil yang kita capai, kita tidak lebih baik dari negara sekelas Kamboja, Filipina, bahkan Laos. Pada babak kualifikasi Piala AFF lalu, Kamboja mengalahkan Timor Leste dengan skor 4-2, Filipina lebih baik lagi dengan skor 5-o, sementara Laos mengangkangi tim yang diarsiteki Manuel Da Costa ini dengan skor 6-1. Bahkan Timor Leste turun dengan pemain intinya. Seharusnya ini menjadi renungan dan Motivasi kita sebagai pecinta sepak bola tanah air untuk memajukkan sepakbola Indonesia ke jenjang yang lebih baik, bukan dengan protes tetapi dengan aksi nyata. Kalo terus mendesak Nurdin mundur tidak akan ada habisnya, percuma, sampai akhir periodenya pun dia akan tetap menjabat, justru kita yang akan semakin dirugikan. Maju terus sepakbola tanah air !!!

Macet. Dari sifat konsumerisasi hingga pelanggaran HAM

Macet, labih parah jika hujan. Saya sudah sangat bosan dengan yang namanya macet, entah kenapa saya tidak merasakan kalau kebanyakan orang di Jabodetabek itu jengah dengan macet?Mengapa saya beranggapan seperti itu?Jelas sekali karena mereka lebih suka memiliki serta menggunakan kendaraan pribadi yang kebanyakan berjenis sepeda motor ataupun mobil. Dari kebiasaan seperti itu tidak dipungkiri kemacetan akan semakin menjadi, lebih-lebih bila sudah memasuki jam pulang kantor.
Pemikiran lain saya terhadap macet yakni, pelanggaran HAM yang makin hari akan semakin naik levelnya, dari pelanggaran HAM ringan bahkan bisa menjadi pelanggaran HAM berat. Karena macet telah membunuh hak kita sebagai konsumen jalan raya untuk cepat sampai ke tempat tujuan, apabila ditelusuri lebih lanjut sumber masalah tidak hanya menjadi kambing hitam, bahkan bila saya simpulkan macet itu hanyalah sebab dari sifat konsumerisasi masyarakat terhadap kendaraan pribadi. jadi secara tidak langsung tuduhan akan bergeser kepada diri kita masing-masing sebagai pengguna setia kendaraan pribadi.
Tindak lanjut dari macet itu sendiri tidak jauh-jauh dari menanamkan sikap menghormati dan menghargai tata krama berlalu lintas. Sejauh ini menurut pandangan saya hal semacam itu sudah tidak berlaku kepada pengguna jalan raya. yang menjadi acuan mereka dalam berlalu lintas yang baik adalah ego, selain itu semua diharamkan.